Ketika Pemerintah Lumajang Menyapa Hingga ke Dapur Lansia - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
511 Pendekar PSHT Disahkan, Bupati Lumajang: Nilai Luhur Jadi Penyangga Harmoni Sosial Tak Perlu ke Jember, Layanan Paspor Segera Hadir di Mal Pelayanan Publik Lumajang Sholawat Menggema di Nguter, Bupati Lumajang Ajak Warga Bangun Desa dengan Doa Bupati Lumajang: Keamanan dan Karakter Bangsa Dibangun Bersama, Dimulai dari Akar Pariwisata Ramah Lingkungan dan Perlindungan Lahan Jadi Fokus Legislasi Baru Lumajang

Daerah · 28 Mei 2025 09:55 WIB ·

Ketika Pemerintah Lumajang Menyapa Hingga ke Dapur Lansia


 Ketika Pemerintah Lumajang Menyapa Hingga ke Dapur Lansia Perbesar

Di sebuah rumah tua di Desa Labruk Kidul, Kecamatan Sumbersuko, hidup seorang nenek bernama Buati. Ia tinggal sendirian di rumah berdinding lapuk dan atap bocor. Meski sudah lanjut usia, Buati menolak pindah ke Griya Lansia. Ia memilih tetap tinggal di rumah yang penuh kenangan.

Hari ini, suasana rumah Buati berubah. Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), datang langsung mengunjunginya. Pemerintah Kabupaten Lumajang resmi menetapkan rumah Buati sebagai penerima program Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

“Rumah ini memang tidak layak, tapi Mbah Buati ingin tetap tinggal di sini. Itu keinginan yang harus kita hormati,” kata Bunda Indah.

Bantuan yang Menghargai Pilihan

Tidak hanya perbaikan fisik, Buati juga mendapatkan layanan makanan hangat dua kali sehari. Tim kesehatan rutin memeriksanya. Pemerintah tidak hanya memberi bantuan, tapi juga menghargai martabat dan pilihan hidup seorang warga lanjut usia.

“Kami hadir bukan hanya untuk memperbaiki rumah, tapi menjaga kehormatan beliau,” tegas Bunda Indah.

Kebijakan dengan Empati

Pemerintah menunjukkan pendekatan yang berbeda. Tidak sekadar data dan anggaran, tetapi juga sentuhan hati. Kunjungan ini menjadi bukti bahwa kebijakan bisa menyentuh sisi kemanusiaan jika dijalankan dengan empati.

Kisah Buati adalah cerminan bahwa kehadiran negara bisa terasa hingga ke dapur warga yang paling sederhana. Bukan hanya renovasi rumah, tetapi juga pengakuan terhadap hak untuk tetap tinggal di tanah kelahiran.

Di antara genteng yang diganti dan tembok yang diperbaiki, Buati mendapat sesuatu yang lebih penting: rasa dihargai dan diperhatikan. Bukan karena status sosialnya, tapi karena ia warga Lumajang yang tetap layak dipeluk oleh negara.

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Diskusi FGD Digelar, Sound Horeg di Malang Tetap Berjalan Sesuai Kesepakatan

5 Juli 2025 - 19:26 WIB

Fatwa Haram FSM Soal Sound Horeg: Budaya Hiburan atau Ancaman Ketertiban?

5 Juli 2025 - 19:08 WIB

Target Pajak Lumajang Bisa Naik, BPRD Optimis Capai Lebih dari Rp 170 Miliar

5 Juli 2025 - 18:42 WIB

Bangkai Kapal Nelayan KM Sinar Ditemukan Terapung di Teluk Prigi, Pencarian Enam ABK Masih Berlanjut

5 Juli 2025 - 15:45 WIB

Satgas DAYA Resmi Diluncurkan, Inisiatif Bupati Trenggalek Atasi Keterbatasan Anggaran Infrastruktur

5 Juli 2025 - 15:13 WIB

Ambulans Kecelakaan Saat Angkut Jenazah dari Bali ke Malang, Kerugian Rp20 Juta

4 Juli 2025 - 20:10 WIB

Trending di Daerah