Bodi Tipis, Rasa Lengkap: Kopi Lumajang Bukan Sekadar Minuman - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Cuaca Ekstrem Ancam Jawa Tengah & Jawa Timur, Waspada Hujan Lebat 15–18 September 2025 Pundungsari Park Hadirkan Wahana Baru, Liburan Keluarga Kini Lebih Seru dan Terjangkau Program MBG Lumajang: Dari Pasrujambe, Suapan Bergizi Lahirkan Harapan Generasi Emas Pemkab Lumajang Segarkan Motor Dinas Desa, Layanan Publik Lebih Cepat Cold Storage Perkuat Rantai Pasok Pisang Lumajang ke Pasar Modern

Kuliner · 13 Jul 2025 08:04 WIB ·

Bodi Tipis, Rasa Lengkap: Kopi Lumajang Bukan Sekadar Minuman


 Bodi Tipis, Rasa Lengkap: Kopi Lumajang Bukan Sekadar Minuman Perbesar

Lumajang, – Di tengah lanskap hijau kaki Gunung Semeru, ada kedai kecil yang lebih mirip ruang tamu warga desa daripada tempat komersial. Di situ, di Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, Pak Siswanto menyeduh kopi bukan sekadar untuk dijual tapi untuk dikenang.

Kopi yang ia tawarkan bukan kopi biasa. Ia menyebutnya kopi Lumajang, dengan karakter paling menonjol ‘bodi tipis, tapi rasa lengkap’.

“Biasanya kan kopi itu kalau bodinya ringan, ya rasanya juga tipis. Tapi yang ini beda. Rasa tetap kuat, bahkan lebih bersih,” ujar Pak Sis sembari memutar sendok kecil di cangkir tamunya, Minggu (13/7/25).

Baca juga: Tahun Ajaran Dimulai 14 Juli, Lumajang Luncurkan Kalender Pendidikan 2025/2026

Menurut Pak Sis, yang membedakan kopi Lumajang adalah kejernihan rasanya. Clean, tidak meninggalkan rasa getir di tenggorokan, dan tetap manis meski tanpa gula.

“Di tenggorokan masih ada rasa, tapi bukan rasa pahit pekak. Dia masih nyisa, lembut. Saya bilang ini ‘kopi yang bersih,” katanya bangga.

Baca juga: Rentan Kecelakaan, Pekerja Tambang Pasir Lumajang Dapat Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan

Di sini bukan sekadar soal teknik penyeduhan. Tapi juga hasil dari kondisi tanah, ketinggian kebun, dan cara sangrai manual yang tetap dijaganya.

Di kedai Pak Sis, gula tidak otomatis masuk dalam seduhan. Ia justru disediakan terpisah. Sebuah langkah kecil untuk mengajak orang memahami bahwa rasa asli kopi Lumajang sudah cukup bicara.

“Yang bikin kopi itu nggak enak justru kadang pemanisnya. Kalau kopi yang bagus, tanpa gula pun sudah bisa dinikmati. Bahkan lebih nikmat,” ujarnya sambil menghirup uap dari cangkir putihnya.

Ia menambahkan, kebiasaan minum kopi “digunting” membuat masyarakat kehilangan hubungan dengan rasa asli kopi. Di sini, ia ingin mengembalikan keaslian itu.

Disamping itu, Pak Sis percaya, kopi Lumajang punya potensi besar. Tak kalah dari kopi-kopi populer dari Gayo, Toraja, atau Kintamani. Tapi tantangannya ada di branding dan edukasi.

“Sebenarnya kita punya. Tapi belum banyak yang memberanding. Kalau diseriusin, kopi ini bisa jadi andalan Lumajang,” katanya.

Kopi yang disajikan Pak Sis adalah hasil panen dari kebun-kebun kecil milik warga sekitar. Prosesnya lambat, dipetik manual, dijemur alami, dan disangrai dengan sabar. Semua itu menciptakan harmoni rasa yang sulit dicari di kopi cepat saji.

“Makanya saya bilang ini bukan cuma minuman. Ini cerita dari tanah, dari waktu. Dan itu terasa di setiap sesapan,” ujarnya pelan.

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Donat Lapis Tugu Malang Jadi Incaran Warga, Murah Meriah dengan Rasa Premium

27 Agustus 2025 - 18:34 WIB

Ide Jualan Kekinian yang Belum Ada di Lumajang: Chicken Salted Egg Rice Bowl, Peluang Cuan Menjanjikan!

11 Agustus 2025 - 06:55 WIB

Menelusuri Jejak Rasa Lumajang: Petualangan Kuliner dari Lereng Semeru ke Tengah Kota

3 Agustus 2025 - 14:24 WIB

Wedang Angsle, Hangatnya Tradisi dalam Semangkok Kenangan

1 Agustus 2025 - 22:19 WIB

Wedang Angsle

Lebih dari Sekadar Bubur, Teman Setia Jadi Tempat Cerita dan Kebersamaan Warga Surabaya

20 Juli 2025 - 14:25 WIB

Menyeduh Senja di Kaki Semeru, Eksplorasi Tempat Ngopi Dengan Pemandangan Langsung ke Gunung Tertinggi di Jawa

19 Juli 2025 - 20:08 WIB

Trending di Kuliner