Karnaval Berujung Duka, Dentuman Sound Horeg dan Gugurnya Seorang Ibu - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Cuaca Ekstrem Ancam Jawa Tengah & Jawa Timur, Waspada Hujan Lebat 15–18 September 2025 Pundungsari Park Hadirkan Wahana Baru, Liburan Keluarga Kini Lebih Seru dan Terjangkau Program MBG Lumajang: Dari Pasrujambe, Suapan Bergizi Lahirkan Harapan Generasi Emas Pemkab Lumajang Segarkan Motor Dinas Desa, Layanan Publik Lebih Cepat Cold Storage Perkuat Rantai Pasok Pisang Lumajang ke Pasar Modern

Nasional · 4 Agu 2025 08:44 WIB ·

Karnaval Berujung Duka, Dentuman Sound Horeg dan Gugurnya Seorang Ibu


 Karnaval Berujung Duka, Dentuman Sound Horeg dan Gugurnya Seorang Ibu Perbesar

Lumajang, – Hari itu seharusnya menjadi hari yang ceria. Langit Desa Selok Awar-awar cerah, semarak merah putih menghiasi jalan-jalan desa, dan warga tumpah ruah untuk menyambut karnaval tahunan yang menjadi bagian dari perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Seperti di desa lainnya, karnaval tahunan sering diikuti dentuman sound horeg untuk memeriahkan peringatan kemerdekaan.

Di antara kerumunan, Anik Mutmainah (38), seorang ibu rumah tangga, berdiri bersama tetangga dan keluarganya, menantikan iring-iringan kendaraan hias dan parade remaja desa.

Baca juga: Nonton Sound Horeg, Ibu Muda di Lumajang Meninggal Dunia

Tapi yang paling dinanti oleh sebagian besar warga bukan kostum tradisional atau barisan drum band melainkan dentuman sound horeg. Sound horeg adalah sistem suara superbesar yang telah menjadi tren di banyak perayaan desa. Namun, kegembiraan itu tak bertahan lama.

Anik tiba-tiba roboh, sesaat setelah iringan sound horeg dengan bass berdentum keras lewat di hadapannya. Ia sempat dilarikan ke puskesmas terdekat. Namun takdir berkata lain nyawanya tak tertolong.

Baca juga: Sound Horeg Terlalu Keras? Seorang Penonton Meninggal Saat Karnaval di Lumajang

Kabar duka itu menyebar cepat, bukan hanya di desa, tapi hingga ke telinga pejabat Kabupaten Lumajang. Dalam waktu singkat, karnaval yang seharusnya menjadi simbol semangat kemerdekaan berubah menjadi simbol peringatan bahwa hiburan tanpa batas bisa berujung maut. Dentuman sound horeg ternyata makan korban.

Keluarga Anik tak menyangka kepergian sang ibu akan terjadi di tengah suasana yang mereka kira aman. Suaminya masih terpukul, mengingat bagaimana istrinya begitu antusias menantikan karnaval itu, seperti tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: Menelusuri Jejak Rasa Lumajang: Petualangan Kuliner dari Lereng Semeru ke Tengah Kota

“Dia hanya ingin lihat. Dari jauh saja. Tapi begitu suara sound itu lewat, wajahnya pucat. Lalu jatuh,” ujar Lasmini salah satu warga sekitar, Senin(4/8/25).

Respon Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang

Menyikapi tragedi itu, Bupati Lumajang, Indah Amperawati, segera bersuara. Ia menyatakan akan melakukan evaluasi besar-besaran terhadap kegiatan masyarakat yang melibatkan sound horeg, khususnya di momen-momen keramaian seperti Agustusan.

Baca juga: Terisolasi 5 Hari, Siswa SDN Jugosari 3 Lumajang Akhirnya Bisa Sekolah Meski Harus Naik Ekskavator

“Volume suara harus dibatasi. Kita punya fatwa MUI Jatim sebagai rujukan, dan ini akan kami bahas bersama pihak kepolisian. Setiap perizinan ke depan harus lebih ketat,” tegasnya di Lumajang.

Menurut Bunda Indah, pihaknya tidak hanya akan mengkaji ulang sistem perizinan, tetapi juga menyinkronkan regulasi teknis soal batasan volume suara dengan aparat dan tokoh masyarakat. “Koordinasi lintas sektor menjadi kunci agar tragedi seperti ini tidak terulang,” ungkapnya.

Walaupun belum jelas apa penyebab Anik meninggal dunia, sebagian masyarakat meyakini bahwa dentuman sound horeg membahayakan dan bisa makan korban. Sebaliknya, banyak juga yang meyakini Anik meninggal bukan karena dentuman sound horeg tapi sudah takdir.

Artikel ini telah dibaca 153 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Hadiah Rp50 Juta, Daftar Gratis! Bupati Cup Catur 2025 Siap Ramaikan Lumajang

26 September 2025 - 12:45 WIB

Gunung Semeru Erupsi Empat Kali Sejak Dini Hari, Kolom Letusan Capai 700 Meter

22 September 2025 - 11:32 WIB

Pemerintah Siapkan Jembatan Semi Permanen, Harapan Baru untuk Warga Empat Desa Lumajang

20 September 2025 - 15:08 WIB

Belum Tuntas Urus Proyek Whoosh, Danantara Kini Dilibatkan dalam Rencana Kereta Cepat ke Surabaya

18 September 2025 - 18:27 WIB

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pemerintah Matangkan Kajian, Pendanaan Swasta Jadi Prioritas

18 September 2025 - 18:15 WIB

Sepanjang Bulan Januari Hingga September 2025, Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali

17 September 2025 - 15:30 WIB

Trending di Nasional