Lumajang – Nama Icha Cahyani atau lebih dikenal dengan Icha Chellow tengah mencuri perhatian di dunia hiburan jalanan dan media sosial. Perempuan berusia 23 tahun asal Mojokerto, Jawa Timur ini sukses viral lewat gaya panggungnya yang enerjik, ekspresif, dan penuh pesona.
Karier Icha berawal dari platform TikTok. Ia membagikan video tarian sederhana tanpa ekspektasi besar. Namun, ekspresinya yang total dan kepiawaian mengikuti tren membuat kontennya cepat viral. Popularitas itu membawanya ke berbagai panggung hiburan, hingga akhirnya Icha Chellow viral sebagai salah satu artis sound horeg, genre hiburan jalanan yang sedang naik daun.
Baca juga: Bupati Lumajang: Tidak Ada Lagi Penari Seksi di Sound Horeg
Di atas panggung, Icha tampil penuh semangat dengan gerakan khas yang memikat penonton. Tak jarang, ia menerima saweran dalam jumlah besar. Tidak berhenti menari, Icha juga menekuni dunia musik dengan merilis beberapa single, antara lain Merindukanmu (2022), DJ Funkot Rantau Den Panjauah, DJ Funkot Notyou, dan DJ Funkot Lonn Brid (2023). Lagu bergenre funkot itu memperkuat citranya sebagai artis jalanan yang dekat dengan musik rakyat.
Perjalanan Karier Icha Chellow
Perjalanan Icha Chellow sempat diwarnai kontroversi. Pada 2023, ia bersama penyanyi Mala Agatha dikritik karena membuat video musik Iclik Cinta di makam Bung Karno, Blitar. Gerakan khasnya, “DJ Usruk-Usruk”, dinilai tidak pantas dilakukan di tempat bersejarah. Kasus tersebut bahkan sempat bergulir ke ranah hukum sebelum akhirnya mereka menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf.
Meski menuai protes, popularitas Icha Chellow justru semakin meningkat. Kini ia viral bukan hanya sebagai ikon sound horeg, tetapi juga sebagai bintang viral di media sosial dengan ciri khas tarian unik dan penampilan panggung berbeda dari artis lainnya.
Baca juga: Warga Diimbau Gunakan Earplug Saat Hadiri Acara dengan Sound Horeg
Icha Chellow adalah contoh nyata bagaimana gaya lokal yang enerjik, dikemas lewat media sosial, bisa naik kelas jadi tren nasional. Dari Mojokerto, dengan makna “sound horeg” yang tadinya sederhana, kini ia adalah simbol budaya pop yang penuh warna: joget, musik, potensi komersial, dan kontroversi.
Dengan dukungan fenomena Gedruk Pindo dan rivalitas dengan sesama artis seperti Della Poyz, Icha Chellow makin menegaskan posisinya sebagai ikon sound horeg yang tak sekadar viral, tapi juga jadi bagian dari dinamika hiburan jalanan Indonesia. Dari jalanan ke spotlight, Icha Chellow membuktikan bahwa joget bisa jadi jalan menuju popularitas dan rejeki.
Tinggalkan Balasan