Probolinggo, – Respons cepat dilakukan berbagai pihak pascakecelakaan maut yang melibatkan bus pariwisata rombongan tenaga kesehatan RS Bina Sehat (RSBS) Jember di jalur turunan curam kawasan Bromo, Probolinggo, Minggu (14/9). Sebanyak 23 unit ambulans dikerahkan untuk mengevakuasi para korban, baik korban tewas maupun luka-luka.
Menurut Direktur Utama RS Bina Sehat Jember, dr. Faida, dari total ambulans yang dikerahkan, 8 unit digunakan untuk membawa jenazah, sedangkan 15 unit lainnya mengangkut korban luka-luka ke sejumlah rumah sakit di Probolinggo dan Jember.
“Total korban meninggal ada delapan orang. Tujuh di antaranya meninggal di tempat kejadian, sementara satu korban meninggal di RSUD Tongas. Saat ini 23 ambulans gabungan dikerahkan mengevakuasi para korban ke Jember,” ujar dr. Faida saat memberikan keterangan pada Minggu malam.
Baca juga: Koperasi Merah Putih Jadi Pilar Penguatan UMKM dan Layanan Kesehatan di Lumajang
Evakuasi dilakukan dengan cepat setelah bus Hino bernomor polisi P-7221-UG yang membawa 52 orang rombongan RSBS mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Raya Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.
Bus kehilangan kendali di jalan menurun dan menikung, diduga karena mengalami rem blong, kemudian menabrak pembatas jalan, pagar rumah, dan sepeda motor.
Baca juga: Koperasi Merah Putih Pasuruan Mandek, Ketua: Tak Ada Modal yang Bisa Dikelola
Puluhan korban luka langsung dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat, seperti RSUD dr. Mochamad Saleh, RSUD Tongas, dan sejumlah rumah sakit rujukan lain, termasuk RS Bina Sehat Jember. Dua korban luka berat hingga kini belum bisa dipindahkan karena masih dalam kondisi kritis.
“Dua korban luka berat masih dirawat intensif di RSUD Tongas dan RSUD dr. Mochamad Saleh. Kondisi mereka belum stabil, sehingga tidak memungkinkan untuk dipindahkan ke Jember,” jelas dr. Faida.
Evakuasi besar-besaran ini melibatkan kolaborasi berbagai pihak, mulai dari tim medis RSBS, Dinas Kesehatan Probolinggo, relawan, hingga layanan ambulans lintas daerah. Proses evakuasi dilakukan hingga malam hari dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian dan dinas perhubungan.
Kepala Kantor Wilayah Utama Jasa Raharja Jawa Timur, Tamrin Silalahi, yang juga hadir di lokasi menyatakan pihaknya langsung bergerak cepat untuk memberikan jaminan serta santunan kepada para korban.
“Untuk korban meninggal dunia, santunan sebesar Rp50 juta akan kami bayarkan kepada ahli waris. Sedangkan bagi korban luka, kami sudah menerbitkan surat jaminan biaya perawatan di rumah sakit,” ujar Tamrin.
Dari delapan jenazah, tujuh di antaranya dibawa ke Jember untuk dimakamkan oleh keluarga masing-masing. Sementara satu jenazah dipulangkan ke kampung halaman di Madiun. Total korban luka mencapai 44 orang, dengan klasifikasi luka ringan hingga berat.
Sementara itu, RS Bina Sehat Jember melakukan tindakan medis terhadap korban luka yang dirujuk, termasuk melakukan beberapa operasi mendesak.
“Sebagian korban luka berat langsung ditangani oleh tim medis kami. Beberapa di antaranya harus menjalani operasi segera,” ungkap Faida.
Tinggalkan Balasan