Kontingen National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Lumajang kembali menorehkan prestasi membanggakan pada Kejuaraan Paralimpik Provinsi (Keparprov) Jawa Timur 2025 yang digelar di Universitas Negeri Surabaya (UNESA), 5–7 Desember 2025.
Dalam ajang tingkat provinsi tersebut, para atlet disabilitas Lumajang sukses membawa pulang tiga medali emas dan satu perak. Hasil ini sekaligus mempertegas kualitas mereka di arena olahraga paralimpik.
Ahmad Farid tampil dominan dengan merebut emas pada nomor lari 1500 meter dan 800 meter. Mudiyono menambah emas melalui cabang lempar lembing kategori duduk. Sementara itu, Abdul Rozaq mempersembahkan medali perak pada nomor lompat jauh.
Prestasi ini turut mengangkat posisi kontingen Lumajang ke peringkat ke-10 Jawa Timur dan menjadi bukti kemajuan dalam pembinaan atlet disabilitas di daerah.
Ketua NPCI Lumajang, Agus Khasan, menyampaikan apresiasi tinggi atas perjuangan para atlet. “Prestasi ini membuktikan bahwa atlet disabilitas Lumajang mampu bersaing di tingkat provinsi. Mereka menunjukkan bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk mencetak sejarah,” ujarnya, Senin (8/12/2025).
Ia menegaskan bahwa dukungan pemerintah daerah sangat penting untuk mendorong kemajuan olahraga disabilitas. Dengan fasilitas dan pembinaan yang tepat, ia optimistis atlet Lumajang dapat melangkah ke tingkat nasional.
Keparprov Jatim 2025 tidak hanya menjadi panggung kompetisi, tetapi juga indikator kualitas pembinaan olahraga disabilitas di setiap daerah. Ajang ini juga berfungsi sebagai seleksi atlet yang berpotensi berlaga di tingkat nasional, termasuk Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas).
Prestasi ini diharapkan mampu memotivasi seluruh atlet disabilitas Lumajang untuk terus berkembang, sekaligus mendorong perhatian lebih besar dari pemerintah dan masyarakat terhadap olahraga inklusif. NPCI Lumajang menargetkan peningkatan kualitas pembinaan agar torehan medali di tingkat provinsi maupun nasional terus bertambah dan memperkuat citra Lumajang sebagai kota yang ramah keberagaman dan pendukung olahraga inklusif.
Tinggalkan Balasan