Banjir Belum Pulih, Aliansi BEM Jember Pertanyakan MoU Wisata Pantai Papuma - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Arak-Arakan Becak Listrik Lansia Jadi Simbol Pembangunan Humanis Lumajang 100 Becak Listrik Hadiah Presiden: Napas Baru untuk Pengayuh Becak Lumajang yang Mulai Sepuh Transformasi Digital Tak Cukup dengan Infrastruktur: “Kuncinya Ada pada Pemanfaatan yang Efektif” Atlet Disabilitas Lumajang Bikin Sejarah: Sabet 3 Emas dan 1 Perak di Keparprov Jatim 2025 Cuaca Ekstrem Masih Mengancam, Pemerintah Perkuat Mitigasi Berbasis Informasi Resmi di Kawasan Lahar Semeru

Daerah · 20 Des 2025 13:08 WIB ·

Banjir Belum Pulih, Aliansi BEM Jember Pertanyakan MoU Wisata Pantai Papuma


 Banjir Belum Pulih, Aliansi BEM Jember Pertanyakan MoU Wisata Pantai Papuma Perbesar

Jember, – Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pengelolaan wisata Pantai Papuma oleh Pemerintah Kabupaten Jember menuai sorotan dari kalangan mahasiswa.

Aliansi BEM se-Jember mempertanyakan kebijakan tersebut karena dinilai dilakukan di tengah kondisi sosial-ekologis Jember yang belum pulih pascabencana banjir.

Secara administratif, MoU tersebut dipahami sebagai langkah penataan tata kelola destinasi wisata unggulan, mulai dari pembagian kewenangan, optimalisasi pendapatan daerah, hingga penguatan citra pariwisata Jember.

Namun, kebijakan itu dinilai belum selaras dengan kondisi riil masyarakat yang masih terdampak banjir di sejumlah wilayah.

Berdasarkan data yang dihimpun, banjir di Kabupaten Jember berdampak pada 1.428 kepala keluarga. Bencana tersebut juga menyasar kelompok rentan, terdiri dari 94 lansia, 42 balita, tiga ibu hamil, serta 30 santri.

Kondisi ini menunjukkan bahwa Jember masih berada dalam fase pemulihan dan membutuhkan penanganan berkelanjutan.

Koordinator Aliansi BEM se-Jember, Alfin Maulana, menegaskan bahwa kritik yang disampaikan bukan bentuk penolakan terhadap pembangunan sektor pariwisata, melainkan upaya mempertanyakan skala prioritas kebijakan pemerintah daerah.

“Kami tidak anti pariwisata dan tidak menolak MoU Papuma. Namun, hari ini Jember sedang menghadapi krisis pascabanjir. Yang dibutuhkan warga bukan seremoni, melainkan kebijakan pemulihan yang nyata, seperti perbaikan rumah, infrastruktur, dan perlindungan kelompok rentan,” ujar Alfin.

Ia menilai respons pemerintah daerah sejauh ini masih cenderung simbolik dan reaktif, seperti pembagian bantuan sembako pada malam hari. Menurutnya, langkah tersebut penting dalam fase darurat, tetapi belum cukup untuk menjawab persoalan struktural akibat banjir.

“Menyapa warga di dini hari tidak bisa memperbaiki rumah yang roboh, memulihkan akses jalan, atau menjamin banjir tidak terulang. Yang dibutuhkan adalah kebijakan jangka menengah dan panjang, terutama dalam tata kelola lingkungan dan tata ruang,” tambahnya.

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Bapenda Malang Catatkan Capaian Pajak 12 Jenis Lebih dari Target Rp 730 Miliar

20 Desember 2025 - 14:03 WIB

Warga Surabaya Bisa Bayar Parkir Non-Tunai Pakai e-Toll, e-Money, atau QRIS

20 Desember 2025 - 13:51 WIB

Penataan PKL Alun-Alun Jember Jadi Zona Street Food Tuai Pro dan Kontra

20 Desember 2025 - 13:21 WIB

Operasi Lilin Semeru 2025/2026, Kapospam Klakah Cek Kesiapan Personel Gabungan

20 Desember 2025 - 12:24 WIB

Bupati Puji Kapolres Lumajang: Kalem Tapi Gesit Ungkap Kasus

19 Desember 2025 - 16:04 WIB

Tak Sekadar Apel Lilin Semeru, Polres Lumajang Dapat Tambahan Alutsista Keamanan

19 Desember 2025 - 15:56 WIB

Trending di Daerah