Lumajang – Penanganan rumah tidak layak huni tidak bisa hanya bergantung pada anggaran pemerintah. Dibutuhkan gerakan sosial bersama yang melibatkan masyarakat secara aktif. Pesan itu kembali ditegaskan Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), saat meninjau rumah milik Bu Siwa (70), seorang janda lanjut usia di Dusun Bulutangkir, Desa Ranuyoso, Selasa (7/10/2025).
Dalam kunjungan tersebut, Bunda Indah menyerahkan bantuan tunai sebesar Rp10 juta kepada Bu Siwa sebagai dukungan awal untuk memperbaiki rumahnya. Namun, ia menegaskan bahwa nilai utama dari aksi itu bukan hanya bantuan uang, melainkan upaya menumbuhkan kembali semangat gotong royong di tengah masyarakat.
“Pemerintah memang hadir dengan bantuan, tapi tidak bisa bekerja sendirian. Kita butuh partisipasi warga, tetangga, dan komunitas untuk bersama-sama peduli. Kalau ada warga seperti Bu Siwa, ayo kita gotong royong membantu tanpa harus menunggu pemerintah,” ujar Bunda Indah.
Menurutnya, pembangunan sosial sejati tidak berhenti pada perbaikan fisik rumah, tetapi juga pada pembangunan kesadaran dan empati antarwarga. Ia menilai, keberhasilan daerah dalam mengurangi kemiskinan sangat bergantung pada solidaritas sosial.
“Gotong royong adalah jati diri bangsa kita. Ketika masyarakat mau saling menolong, maka tidak ada yang terlalu miskin untuk dibantu, dan tidak ada yang terlalu kaya untuk peduli,” lanjutnya.
Pemkab Lumajang kini memperkuat model kolaborasi antara pemerintah daerah, Baznas, dan masyarakat untuk mempercepat perbaikan rumah tidak layak huni. Bunda Indah menegaskan bahwa pendekatan partisipatif ini akan menjamin keberlanjutan program sosial, karena tumbuh dari rasa memiliki masyarakat sendiri.
Di sisi lain, Baznas Lumajang mendukung penuh gerakan sosial tersebut. Sinergi antara zakat, infak, dan sedekah dengan program pemerintah diyakini mampu memperluas jangkauan bantuan sekaligus memperkuat ekonomi warga miskin.
Kehadiran Bunda Indah di Dusun Bulutangkir disambut hangat. Dalam suasana kekeluargaan, ia berdialog dengan warga tentang cara sederhana menumbuhkan kepedulian sosial—mulai dari membantu tenaga, memberikan material, hingga menjaga lingkungan bersama.
Bagi warga, kunjungan itu bukan hanya membawa bantuan, tetapi juga menyalakan kembali semangat guyub rukun dan kepedulian sosial.
“Kalau kita menunggu anggaran pemerintah, tidak akan cukup. Tapi kalau seluruh warga bergerak, semua jadi ringan. Inilah yang ingin saya tanamkan di Lumajang,” tegas Bunda Indah.
Gerakan sosial berbasis gotong royong ini diharapkan menjadi pondasi pembangunan sosial Lumajang ke depan. Sebab, kesejahteraan tidak hanya lahir dari kebijakan, tetapi juga dari kekuatan hati dan solidaritas antarwarga.
Tinggalkan Balasan