Dari Masa Kolonial ke Kini, Singowiguno Jadi Ikon Baru Pendopo Kecamatan Kedungjajang - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Pendidikan · 17 Agu 2025 08:17 WIB ·

Dari Masa Kolonial ke Kini, Singowiguno Jadi Ikon Baru Pendopo Kecamatan Kedungjajang


 Dari Masa Kolonial ke Kini, Singowiguno Jadi Ikon Baru Pendopo Kecamatan Kedungjajang Perbesar

Lumajang, – Pemerintah Kecamatan Kedungjajang menorehkan langkah penting dalam upaya pelestarian sejarah lokal dengan meresmikan penamaan Pendopo Kecamatan menjadi Pendopo Singowiguno.

Peresmian ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, yang sarat makna nasionalisme dan penghormatan terhadap tokoh lokal bersejarah.

Nama Singowiguno diambil dari sosok Raden Mas Singowiguno, seorang tokoh birokrasi pada era kolonial Belanda yang pernah menjabat sebagai Wodono (kepala kawedanan) Kedungjajang sekitar tahun 1890 hingga 1920. Beliau dikenal sebagai pemimpin yang berdedikasi dan dekat dengan masyarakat.

Camat Kedungjajang, Samsul Nurul Huda, menjelaskan penamaan pendopo ini bukan sekadar simbolis, untuk merawat dan menanamkan nilai-nilai sejarah di tengah kehidupan masyarakat.

Baca juga: Dikira Dicuri, Ekskavator Lumajang Ditemukan di Bojonegoro: Ini Kronologinya

“Nama Pendopo Singowikuno ini merupakan hasil musyawarah bersama tokoh masyarakat. Ini adalah bentuk penghormatan kepada tokoh besar yang pernah memimpin daerah ini dan juga bentuk tanggung jawab kita dalam menjaga jejak sejarah agar tidak hilang,” kata Samsul, Minggu (17/8/25) dini hari.

Lebih dari sekadar penamaan, Pemerintah Kecamatan Kedungjajang juga memperkenalkan tradisi baru bertajuk “sekar”, yakni prosesi tabur bunga di makam Singowikuno yang terletak di Desa Curahpetung, lokasi tempat tinggal dan peristirahatan terakhir sang tokoh.

Tradisi ini akan dilakukan setiap menjelang upacara HUT RI sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur sekaligus edukasi budaya kepada masyarakat.

Baca juga: Sindikat Pencuri Meteran Air Diringkus, Polres Lumajang Kejar Dua DPO

“Tradisi sekar ini baru kami mulai tahun ini, dan harapannya bisa menjadi bagian dari identitas baru Kedungjajang. Kita ingin generasi muda tidak hanya mengenal sejarah nasional, tapi juga memahami dan menghargai sejarah lokal mereka,” tambah Samsul.

Langkah pelestarian ini juga ditopang oleh rencana besar lainnya, yakni pengajuan rumah dan makam Raden Mas Singowiguno sebagai situs cagar budaya.

Pemerintah Kecamatan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang, serta telah mendapatkan dukungan dari pihak keluarga untuk proses legalisasi situs sejarah tersebut.

Penetapan nama Pendopo Singowiguno menjadi awal dari upaya sistematis Kedungjajang dalam menggali kembali warisan lokal yang lama terlupakan. Samsul berharap, identitas sejarah ini akan menjadi landasan nilai dalam pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.

“Kami ingin membangun bukan hanya secara fisik, tapi juga secara nilai dan identitas. Dengan Pendopo Singowikuno, kita menghidupkan kembali semangat pengabdian dan kecintaan pada daerah yang diwariskan oleh para tokoh terdahulu,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 30 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tak Cukup Tunggu Siswa Datang, Pemkab Lumajang Jemput Bola ke Desa-Desa

31 Oktober 2025 - 09:58 WIB

Bupati Lumajang Gerakkan Program Kejar Paket untuk 48 Ribu Warga Tak Tamat SD

31 Oktober 2025 - 09:51 WIB

67 Persen Warga Lumajang Belum Tamat SMP, Tantangan Serius Dunia Pendidikan

30 Oktober 2025 - 12:33 WIB

3 Segmen Anak Putus Sekolah Jadi Fokus: DO, LTM, dan BPB Capai 14.190 Anak di Lumajang

24 September 2025 - 14:53 WIB

Baru Dua Candi di Lumajang Terawat, Situs Bersejarah Lain Butuh Perhatian Serius

20 September 2025 - 15:30 WIB

Merawat Peradaban, Candi di Lumajang sebagai Jejak Identitas Nusantara

20 September 2025 - 15:24 WIB

Trending di Pendidikan