Dari Sampah ke Produk Premium, Pelepah Pisang Lumajang Jadi Kertas Seharga Rp5 Ribu - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Bisnis · 20 Agu 2025 15:05 WIB ·

Dari Sampah ke Produk Premium, Pelepah Pisang Lumajang Jadi Kertas Seharga Rp5 Ribu


 Dari Sampah ke Produk Premium, Pelepah Pisang Lumajang Jadi Kertas Seharga Rp5 Ribu Perbesar

Lumajang, – Siapa sangka, pelepah pisang yang biasa dianggap sampah kini menjelma menjadi produk bernilai tinggi di tangan warga Desa Kandangtepus, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Berkat kreativitas warga dan dukungan pemerintah daerah, limbah pertanian itu kini berubah menjadi kertas ramah lingkungan seharga Rp5.000 per lembar.

Tak hanya itu, produk unik ini sudah menembus pasar Jakarta, di mana kertas-kertas buatan Lumajang diolah menjadi tas belanja ramah lingkungan dan wadah tisu elegan yang biasa dijual di mal atau toko premium.

Baca juga: Tak Perlu Khawatir! Meteran Air Hilang di Lumajang Kini Diganti Gratis oleh PDAM

“Ini sudah ada yang beli. Per lembarnya lima ribu rupiah. Kertas dari pelepah pisang ini nanti dikirim dalam bentuk setengah jadi ke Jakarta, di sana dibikin tas dan tempat tisu,” jelas Bupati Lumajang, Indah Amperawati, Rabu (20/8/25).

Proses pembuatannya pun sederhana namun penuh nilai inovasi, pelepah pisang dikeringkan, diblender, lalu dicetak menjadi lembaran kertas.

Baca juga: Lebih Inklusif! Alun-Alun Lumajang Segera Punya Jalur Ramah Disabilitas

Tak hanya menyulap sampah menjadi produk bernilai, inovasi ini juga mendukung upaya pelestarian lingkungan melalui pendekatan ekonomi sirkular.

Indah menegaskan, Lumajang tidak kekurangan potensi yang dibutuhkan hanyalah kolaborasi, pelatihan, dan pasar yang jelas. Ia menyebutkan bahwa sebelum memberi pelatihan dan alat produksi, Pemkab akan memastikan pasarnya sudah siap.

“Kalau sudah dilatih dan dikasih alat tapi nggak ada yang beli, itu sia-sia. Jadi kami mulai dari pasarnya dulu. Kalau pasarnya sudah ada, UMKM bisa jalan,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 17 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tak Hanya Urus Industri Besar, Kadin Kini Jadi Motor Penggerak Ekonomi Kreatif di Lumajang

14 November 2025 - 20:04 WIB

Agus Setiawan: Banyak Konflik Royalti Terjadi karena Seniman Lupa Mengelola Karyanya

14 November 2025 - 19:48 WIB

Storytelling, Rahasia Konten Menarik Menurut Ketua Kadin Lumajang

12 November 2025 - 08:12 WIB

Ketua Kadin Lumajang, Kunci Sukses di Era Digital Adalah Konsistensi dan Branding Diri

11 November 2025 - 10:35 WIB

Kadin Lumajang Dorong Seniman Jadi Pengusaha Kreatif Mandiri

10 November 2025 - 21:36 WIB

890 Konten Kreator Naungan PT Semeru Anugerah Media, Lumajang Tunjukkan Kekuatan Ekonomi Digital

10 November 2025 - 20:56 WIB

Trending di Bisnis