Lumajang, – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali menunjukkan peningkatan. Petugas Pos Pengamatan mencatat sebanyak 40 kali gempa letusan dalam enam jam pengamatan terakhir, meski secara visual puncak gunung tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang menyebutkan bahwa aktivitas gempa letusan tersebut terjadi pada periode pengamatan Minggu pukul 06.00 hingga 12.00 WIB.
“Pada periode pengamatan enam jam terakhir tercatat 40 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 10–22 milimeter dan durasi gempa antara 66 hingga 173 detik,” kata Mukdas, Minggu (14/12/2025).
Selain gempa letusan, aktivitas vulkanik Gunung Semeru juga ditandai dengan tiga kali gempa embusan dengan amplitudo 4–8 milimeter serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 15 milimeter. Namun, secara visual, kondisi puncak gunung tidak dapat diamati secara jelas karena tertutup kabut tebal.
“Pengamatan visual menunjukkan Gunung Semeru tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga mendung dengan angin lemah mengarah ke utara dan timur laut,” jelasnya.
Sebelumnya, pada periode pengamatan pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, aktivitas Gunung Semeru juga terpantau cukup tinggi. Dalam rentang waktu tersebut tercatat 43 kali gempa letusan dengan amplitudo 10-23 milimeter. Selain itu, juga terjadi empat kali gempa guguran dengan amplitudo 2-8 milimeter serta delapan kali gempa embusan dengan amplitudo 3-8 milimeter.
Hingga saat ini, status Gunung Semeru masih berada pada Level III atau siaga. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun kembali mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada masyarakat dan pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan.
PVMBG mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, khususnya di sepanjang aliran Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi. Selain itu, di luar radius tersebut, masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terdampak awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena berisiko terkena lontaran batu pijar. Selain itu, warga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, serta lahar di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Tinggalkan Balasan