Lumajang, – Hari ketiga setelah erupsi Gunung Semeru, Desa Supiturang di Kecamatan Pronojiwo masih terbungkus aroma duka yang belum juga mereda.
Lebih dari 200 rumah, tujuh musala, satu SD, dan satu TPQ kini tinggal puing, menyisakan luka yang tak hanya meruntuhkan bangunan tetapi juga menghancurkan kenangan, harapan, dan masa depan warganya.
Material vulkanik, menyapu bersih rumah-rumah warga di Dusun Gumukmas dan Dusun Sumbersari.
Ada rumah yang tinggal fondasi, ada yang hanya menyisakan tembok retak, ada pula yang tak menyisakan apa pun kecuali ingatan pemiliknya.
Kepala Desa Supiturang, Nurul Yakin Pribadi, mengakui bahwa skala kerusakan kali ini jauh lebih besar dari perkiraan awal.
“Perkirakan lebih dari 200 rumah rusak. Tujuh musala, satu TPQ, dan satu SD habis total,” katanya, Jumat (21/11/2025).
Di tengah puing dan lumpur yang masih basah, Heri (42) berdiri memandang sisa-sisa rumahnya. Ia terdiam lama sebelum akhirnya memperlihatkan sepeda motornya yang ditemukan puluhan meter dari tempat seharusnya.
“Ini kejadiannya saat magrib. Motor terseret sekitar setengah kilometer. Kondisinya sudah rusak,” kata Heri.
Bagi Heri, motor itu bukan sekadar alat transportasi, itu adalah satu-satunya kendaraan untuk bekerja, satu-satunya hal bernilai yang ia harap bisa diselamatkan ketika banjir lahar menerjang. “Kini, motor yang selama ini menemaninya mencari nafkah hancur tak berbentuk,” jelasnya.
Tinggalkan Balasan