Lumajang, – Perairan Selat Bali kembali menjadi saksi insiden tragis setelah kapal penyeberangan KMP Tunu Pratama Jaya mengalami kecelakaan dan tenggelam pada Rabu malam (2/7/2025).
Kapal yang mengangkut 53 penumpang, 12 kru, dan 22 kendaraan ini mengalami kebocoran di bagian mesin saat cuaca buruk melanda, menyebabkan kapal terbalik dan hanyut di koordinat sekitar 8°9′ Selatan dan 114°25′ Timur.
Operasi pencarian dan penyelamatan yang dipimpin oleh Basarnas bersama tim SAR dan TNI masih terus berlangsung meskipun menghadapi tantangan gelombang laut setinggi 2,5 meter dan angin kencang.
Hingga Kamis pagi, 29 penumpang berhasil diselamatkan, namun empat korban meninggal dunia telah ditemukan. Identifikasi korban dan penumpang yang hilang masih dalam proses karena data manifes belum lengkap dan valid.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang tengah melakukan verifikasi terkait kabar adanya dua warga Lumajang, Siti Maghfiroh dan Muhammad Kholil, yang diduga menjadi penumpang kapal tersebut.
Keduanya dikabarkan membawa kendaraan dengan nomor polisi N-609-NM,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono, Kamis (3/7/25).
Namun, BPBD Lumajang belum menerima laporan resmi kehilangan dari keluarga maupun masyarakat setempat dan masih berkoordinasi dengan tim SAR untuk memastikan kebenaran informasi ini.
“Kami sekarang fokus pada konfirmasi data penumpang secara menyeluruh agar tidak terjadi kesalahan informasi yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat,” ungkapnya.
Diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, pada pukul 22.56 WIB.
Insiden terjadi sekitar pukul 23.35 WIB setelah kapal mengalami gangguan blackout dan kehilangan kendali. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan pelayaran dan kesiapsiagaan menghadapi cuaca buruk di perairan Selat Bali.
Tinggalkan Balasan