Lumajang, – Siapa sangka dari gang sempit Desa Sememu lahir sebuah usaha yang kini menyuplai kerupuk ke kota-kota besar di Jawa Timur.
Dari usaha rumahan milik keluarga, kini Kerupuk Mahkota milik Lukman (35) menjadi simbol kebangkitan ekonomi desa dan contoh sukses pemberdayaan penerima bantuan sosial.
Kerupuk puli atau kerupuk latah, begitu warga Lumajang menyebutnya dulu hanya dikenal di kalangan lokal. Namun kini, kerupuk buatan Lukman bisa ditemukan di Sidoarjo, Gresik, hingga Mojokerto.
Perjalanan ini tidak mudah. Saat pandemi, Lukman dan keluarganya berada dalam kondisi terpuruk. Bantuan PKH dari Kementerian Sosial menjadi penyambung hidup. Tapi ia tak ingin berhenti di situ.
Baca juga: Ranupane Tetap Dibuka, Wisata ke Bromo Masih Bisa Lewat Lumajang
Melalui program lanjutan bernama PENA (sekarang PPSE), Lukman mendapatkan modal usaha dan pendampingan. Ini bukan sekadar pemberian, tetapi investasi dalam kemandirian.
“Kita tidak hanya memberi uang, tapi juga ilmu dan motivasi,” kata Putri Hindra, pendamping PKH, Kamis (25/9/25).
Baca juga: Pemkot Surabaya Siapkan Sanksi Tegas untuk Kos-Kosan Nakal, Mulai Teguran hingga Pencabutan Izin
Dengan usaha yang kini berkembang pesat, Lukman tidak melupakan sesama. Ia memberdayakan 18 mantan KPM lainnya, memberikan pekerjaan, dan sekaligus membagikan semangat untuk tidak bergantung selamanya pada bantuan.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menyebut Lukman sebagai role model. Pemerintah, katanya, tidak sekadar membantu, tapi mendampingi hingga mandiri.
“Kami siap dukung siapa pun yang ingin keluar dari kemiskinan melalui usaha,” tegas Indah.
Tinggalkan Balasan