Lima Ibu Hamil Belum Mau Evakuasi, Tantangan Baru bagi Petugas Penanggulangan Bencana di Sumberlangsep - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Wakil Bupati Lumajang: Jaga dan Kelola Tanah dengan Bijak demi Masa Depan Kepemilikan Tanah Resmi Perkuat Produktivitas dan Peluang Ekonomi Masyarakat Desa Bades Pemkab Lumajang Salurkan Dana Tunggu Hunian, Bupati Pastikan Pemulihan Penyintas Semeru Terus Dikawal Lumajang Salurkan Rp1,2 Juta BLT DBHCHT untuk Kebutuhan Pokok dan Pendidikan Anak Lumajang Toreh Prestasi: Forikan Berperan Aktif Turunkan Stunting dan Perkuat Gizi Anak

Kesehatan dan Olah Raga · 7 Des 2025 18:45 WIB ·

Lima Ibu Hamil Belum Mau Evakuasi, Tantangan Baru bagi Petugas Penanggulangan Bencana di Sumberlangsep


 Lima Ibu Hamil Belum Mau Evakuasi, Tantangan Baru bagi Petugas Penanggulangan Bencana di Sumberlangsep Perbesar

Lumajang, – Keberadaan lima ibu hamil yang menolak evakuasi dari Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Candipuro, menjadi tantangan tersendiri bagi petugas penanggulangan bencana.

Meski wilayah itu terisolasi akibat banjir lahar Gunung Semeru dan kondisi kehamilan mereka sudah memasuki tujuh hingga delapan bulan, para ibu hamil tersebut tetap memilih bertahan di bukit bersama keluarga.

Bidan Desa Jugosari, Reni Yunita, mengungkapkan upaya evakuasi telah dilakukan berkali-kali. Namun ajakan untuk berpindah ke posko pengungsian yang memiliki fasilitas medis terus mendapat penolakan.

“Ada lima ibu hamil, gak mau dievakuasi, malah memilih mengungsi ke bukit sama keluarganya,” katanya, Minggu (7/12/2025).

Keengganan mereka bukan tanpa risiko. Dalam situasi bencana seperti banjir lahar, ibu hamil termasuk kelompok berisiko tinggi yang membutuhkan akses cepat terhadap pertolongan medis apabila terjadi komplikasi. Salah satunya bahkan sudah mendekati hari perkiraan lahir.

“Kalau di gunung, kami tidak bisa memberikan tindakan apabila terjadi sesuatu,” tambah Reni.

Meski demikian, kondisi mereka sejauh ini masih terpantau stabil. Petugas kesehatan memberikan vitamin dan susu khusus ibu hamil, serta melakukan pemantauan jarak jauh melalui telepon.

Pemeriksaan langsung dilakukan setiap pagi apabila kondisi memungkinkan. Namun jarak, medan, dan potensi bahaya lahar susulan membuat penanganan medis menjadi sangat terbatas.

Salah satu ibu hamil, Maya, mengaku tetap merasa lebih nyaman bertahan bersama keluarganya meski usia kandungannya sudah delapan bulan. “Di sini saja sama keluarga kumpul. Ya khawatir, tapi enak di sini kumpul semua,” tuturnya.

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

3 Korban Luka Bakar Erupsi Semeru Diperbolehkan Pulang

2 Desember 2025 - 10:49 WIB

Akibat Abu Vulkanik Gunung Semeru, Kini Mulai Pulih Setelah Luka Bakar Serius

27 November 2025 - 11:01 WIB

Cegah Risiko Sejak Dini, Capaian Program CKG Lumajang Tembus 204.564 Warga

14 November 2025 - 19:26 WIB

Ratih Damayanti Serahkan Tribun Pokir untuk Desa Purwosono

14 November 2025 - 14:54 WIB

Banjir Lumajang Picu Lonjakan Penyakit: Warga Rojopolo Keluhkan Diare dan Hipertensi

1 November 2025 - 11:33 WIB

Remaja dan Dewasa Paling Banyak Terjangkit ISPA di Lumajang

29 Oktober 2025 - 10:15 WIB

Trending di Kesehatan dan Olah Raga