Lumajang, – Deru motor dengan knalpot bising yang biasa mengganggu ketenangan malam di ruas Jalan Lintas Selatan (JLS) Pasirian dan Jalan Lintas Timur (JLT) Lumajang mulai berkurang.
Aksi balap liar yang kerap meresahkan warga setempat menurun drastis berkat keberhasilan Operasi Patuh Semeru 2025 yang digelar oleh Polres Lumajang sejak pertengahan Juli lalu.
Menurut data Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Lumajang, hingga 22 Juli 2025, tercatat 653 penindakan pelanggaran lalu lintas yang mayoritas dilakukan oleh pengendara berusia 18 hingga 30 tahun.
Meski jumlah penindakan terlihat tinggi, pihak kepolisian justru menganggapnya sebagai indikator positif bahwa kesadaran tertib berlalu lintas mulai tumbuh di kalangan anak muda.
Baca juga: Jual Kartu e-Pajak dan SKAB, Dua Pegawai BPRD Lumajang Dipecat
“Kami melihat penurunan aksi balap liar ini sebagai bukti bahwa anak-anak muda Lumajang mulai memahami pentingnya keselamatan di jalan. Mereka sudah mulai meninggalkan kebiasaan yang berisiko,” ujar Kasi Humas Polres Lumajang, Ipda Untoro Abimanyu, Rabu (23/7/2025).
Operasi Patuh Semeru 2025 tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga mengedepankan pendekatan humanis dan edukatif.
Petugas rutin melakukan dialog dengan para pelanggar, menggali alasan di balik pelanggaran, sekaligus memberikan motivasi agar mereka mau berubah dan mengikuti aturan lalu lintas.
Baca juga: Express Bahari Mulai Berlayar, Banyuwangi–Bali Kini Cuma 2,5 Jam
Pendekatan ini membuahkan hasil nyata, salah satunya terlihat pada kisah Dimas Ardiansyah (22), warga Desa Pasirian. Dulu, Dimas pernah terlibat dalam aksi balap liar.
Namun kini, ia telah aktif di komunitas motor legal yang mengedepankan touring dan kampanye keselamatan berkendara.
“Dulu saya ikut balapan karena cari pengakuan dan adrenalin. Tapi setelah melihat teman-teman yang cedera, saya sadar itu berbahaya. Sekarang saya lebih senang ikut kegiatan komunitas yang aman dan tetap asyik,” ungkap Dimas.
Tinggalkan Balasan