Program Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) kini berkembang menjadi instrumen pembangunan manusia yang efektif. Tidak hanya sekadar forum pembelajaran bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH), P2K2 hadir sebagai ruang pemberdayaan yang mendorong masyarakat keluar dari ketergantungan bantuan sosial menuju kemandirian ekonomi.
Bunda Indah: Dari Penerima Bantuan Jadi Pencipta Lapangan Kerja
Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), menegaskan bahwa P2K2 telah melahirkan banyak kisah sukses. Hal ini ia sampaikan saat menghadiri sosialisasi P2K2 di rumah Ibu Tunem, Dusun Karangtengah, Desa Sukorejo, Kecamatan Pasrujambe, Selasa (9/9/2025).
“Kita bisa lihat sendiri, banyak KPM yang awalnya hanya menerima bantuan, sekarang sudah punya usaha sendiri bahkan membuka lapangan kerja. Mereka tidak hanya mandiri, tetapi juga ikut menggerakkan roda ekonomi desa,” ujar Bunda Indah.
Menurutnya, kemandirian yang lahir dari P2K2 membuktikan bahwa pembangunan manusia berbasis pemberdayaan jauh lebih berkelanjutan dibanding hanya mengandalkan bantuan sosial.
Mas Yudha: P2K2 adalah Investasi Jangka Panjang
Wakil Bupati Lumajang, Yudha Adji Kusuma (Mas Yudha), juga menekankan bahwa P2K2 merupakan investasi strategis.
“Kita tidak bisa hanya bergantung pada bantuan sosial. Yang lebih penting adalah menciptakan masyarakat mandiri dan produktif. Melalui P2K2, kita sedang menanam investasi jangka panjang untuk pertumbuhan ekonomi lokal dan kualitas hidup warga,” jelasnya.
Ia menambahkan, semangat gotong royong yang tumbuh dalam komunitas P2K2 menjadi modal sosial yang sangat penting. Kisah sukses satu KPM bisa menjadi inspirasi bagi peserta lain untuk ikut berkembang.
Dampak Nyata di Desa
Dampak program ini kini terlihat nyata. Banyak KPM berhasil meningkatkan pendapatan keluarga, menciptakan lapangan kerja baru, menguatkan ekonomi desa, serta membangun solidaritas sosial.
Model Pemberdayaan Berkelanjutan
Pemkab Lumajang menegaskan bahwa P2K2 adalah bagian dari strategi besar pembangunan manusia seutuhnya. Dengan menggabungkan aspek ekonomi, sosial, dan pendidikan, program ini diharapkan menjadi model pemberdayaan berkelanjutan yang melahirkan masyarakat mandiri, berdaya saing, dan sejahtera di seluruh kecamatan.
Tinggalkan Balasan