Lumajang, – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang melakukan langkah luar biasa dalam menyalurkan bantuan logistik kepada warga Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, yang masih terisolasi akibat banjir lahar hujan dari Gunung Semeru. Sebanyak 127 paket sembako dikirimkan langsung ke rumah-rumah warga terdampak dengan sistem estafet menyeberangi sungai, menyusul lumpuhnya akses darat akibat material vulkanik yang menutup jalan.
Selama dua hari terakhir, warga benar-benar terputus dari dunia luar. Banjir lahar yang membawa material batu dan pasir setinggi enam meter menimbun jembatan limpas, satu-satunya jalur keluar-masuk dusun.
Akibatnya, distribusi logistik sempat terhenti, dan sebanyak 12 keluarga tidak bisa mengambil bantuan beras 20 kilogram yang telah disiapkan pemerintah.
Baca juga: Dari Randuagung untuk Indonesia: Bupati Cup Lumajang Targetkan Atlet ke Tingkat Nasional
“Karena akses darat masih tertutup, bantuan akan kami antar langsung ke rumah-rumah warga secara estafet dengan melintasi sungai,” ujar Bupati Lumajang, Indah Amperawati, Kamis (31/7/25).
Indah, yang akrab disapa Bunda Indah, menyatakan bahwa kondisi warga sangat memprihatinkan. Selain kesulitan mengakses kebutuhan pokok, mereka juga menghadapi risiko bencana susulan dari Gunung Semeru yang masih aktif. Bantuan yang dikirim terdiri dari beras, mie instan, air mineral, dan kebutuhan dasar lainnya.
Langkah distribusi estafet ini dilakukan sebagai upaya darurat agar kebutuhan pokok warga tetap terpenuhi, meskipun medan yang harus dilalui cukup ekstrem dan berbahaya.
Baca juga: Bupati Lumajang: RSNU Harus Jadi Rumah Sakit Inklusif untuk Semua Golongan
Tim gabungan dari BPBD, relawan, serta perangkat desa turut dikerahkan dalam proses pengiriman bantuan.
Pemkab juga membuka kembali wacana relokasi warga ke kawasan aman. Meski hunian tetap sudah disiapkan di kawasan relokasi Desa Sumbermujur, namun sebagian warga masih enggan meninggalkan kampung halaman yang menjadi sumber mata pencaharian mereka.
“Kalau warga Sumberlangsep mau direlokasi, kami sangat senang, tempatnya sudah siap. Tapi mereka masih berat meninggalkan kampung karena di situlah ladang dan ternaknya,” pungkas Indah.
Tinggalkan Balasan