Relokasi Tak Halangi Warga Beraktivitas di Zona Merah Demi Ladang Mereka - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Wakil Bupati Lumajang: Jaga dan Kelola Tanah dengan Bijak demi Masa Depan Kepemilikan Tanah Resmi Perkuat Produktivitas dan Peluang Ekonomi Masyarakat Desa Bades Pemkab Lumajang Salurkan Dana Tunggu Hunian, Bupati Pastikan Pemulihan Penyintas Semeru Terus Dikawal Lumajang Salurkan Rp1,2 Juta BLT DBHCHT untuk Kebutuhan Pokok dan Pendidikan Anak Lumajang Toreh Prestasi: Forikan Berperan Aktif Turunkan Stunting dan Perkuat Gizi Anak

Daerah · 2 Des 2025 08:50 WIB ·

Relokasi Tak Halangi Warga Beraktivitas di Zona Merah Demi Ladang Mereka


 Relokasi Tak Halangi Warga Beraktivitas di Zona Merah Demi Ladang Mereka Perbesar

Lumajang, – Meski kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Semeru atau zona merah tidak lagi boleh dihuni, warga yang sudah direlokasi ke hunian tetap Bumi Semeru Damai (BSD), Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, tetap kembali beraktivitas di wilayah lama demi mengelola ladang dan mata pencaharian mereka.

Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono, mengatakan pemerintah memberikan kelonggaran bagi warga untuk melakukan aktivitas pada siang hari di zona merah, meskipun mereka dilarang tinggal di rumah atau permukiman lama. Kebijakan ini dimaksudkan agar warga tetap bisa mempertahankan sumber penghidupan mereka.

“Tidak boleh ditinggali tapi boleh dijadikan tempat usaha, karena ladang mereka di sini,” kata Agus Selasa (2/12/2025).

Menurut Agus, sebagian besar warga Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, yang terdampak erupsi Gunung Semeru, sudah menempati hunian tetap BSD sejak 2022, sehingga risiko tinggal di rumah lama dapat diminimalkan.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Lumajang, dari 246 rumah terdampak erupsi terbaru pada 19 November 2025, hanya 22 rumah yang mengalami kerusakan. Sisanya, sebanyak 224 rumah, tidak lagi dihuni karena penghuninya sudah direlokasi ke BSD. Hal ini menunjukkan bahwa meski wilayah tersebut kembali terdampak, mayoritas warga sudah berada di tempat yang lebih aman.

Pascaerupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021, pemerintah membangun lebih dari 1.900 unit hunian tetap di Kecamatan Candipuro. Hunian ini diperuntukkan bagi warga dari kawasan rawan bencana, termasuk Dusun Sumbersari, yang menjadi daerah terdampak paling parah.

Meski begitu, Agus mengakui pemerintah masih melakukan penghitungan jumlah warga yang kembali melakukan aktivitas di zona merah. Identitas warga yang telah dipindahkan ke Candipuro membuat pencatatan jumlah jiwa yang beraktivitas di kawasan lama menjadi sulit dipastikan.

“Kalau rumah secara ketentuan akibat erupsi 2021 sudah tidak ada, karena mereka sudah kita pindahkan ke BSD, jadi di catatan kami sudah tidak ada rumah. Hanya ada beberapa yang di bawah itu karena dulu tidak terdampak jadi belum kita pindahkan ke BSD,” jelasnya.

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

13 Motor dan 14 Remaja Diamankan dari Balap Liar dan Tawuran

8 Desember 2025 - 09:48 WIB

Surat Mendesak Pemdes Sumberwuluh, Minta Bupati Lumajang Tinjau Ulang Izin Tambang PT S3

6 Desember 2025 - 13:43 WIB

Warga Sumberwuluh Resah, Pemdes Minta Aktivitas Tambang PT S3 Dihentikan Sementara

6 Desember 2025 - 13:32 WIB

Syarat Pengungsi Semeru: Kami Mau Direlokasi, Asal Ada Kerja untuk Kami di Tempat Baru

5 Desember 2025 - 08:19 WIB

Kapolsek Pronojiwo Imbau Warga Tidak Mendekati Zona Bahaya Semeru

5 Desember 2025 - 07:57 WIB

Tiang Listrik Roboh, Desa Sumbersari Sempat Terisolasi Akibat Puting Beliung

4 Desember 2025 - 21:54 WIB

Trending di Daerah