Surabaya, – Wacana ambisius pemerintah untuk memperpanjang jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCIC) hingga Surabaya kembali menjadi sorotan publik. Namun, rencana strategis ini terancam tersendat oleh persoalan mendasar yang belum terselesaikan: utang jumbo proyek KCIC yang kini mencapai Rp116 triliun.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa secara tegas menyatakan bahwa pembayaran utang proyek Whoosh bukan tanggung jawab pemerintah. Ia menolak keras jika dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) digunakan untuk menutup beban finansial yang muncul dari proyek kerja sama Indonesia-China tersebut.
Baca juga:700 Pecatur Serbu Lumajang! Bupati Cup 2025 Siap Jadi Magnet Sport Tourism Jawa Timur
“Kalau sudah dibuat Danantara, kan mereka sudah punya manajemen sendiri, sudah punya dividen sendiri yang rata-rata setahun bisa Rp80 triliun atau lebih, harusnya mereka manage dari situ. Jangan ke kita lagi,” tegas Purbaya dalam acara Media Gathering APBN 2026 di Bogor, Senin (10/10/2025).
Pernyataan ini menegaskan bahwa pemerintah mendorong tanggung jawab penyelesaian utang kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tergabung dalam konsorsium KCIC, terutama PT Danantara selaku holding BUMN transportasi.
Baca juga: Korupsi Sosraperda Jember: Empat Ditahan, Kejaksaan Bidik Anggota Dewan Lainnya
Meskipun tantangan finansial membayangi, pemerintah tetap menunjukkan komitmen untuk melanjutkan proyek kereta cepat hingga ke Surabaya.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan bahwa utang proyek KCIC tidak boleh menjadi penghalang untuk pengembangan infrastruktur nasional.
“Memang utang yang harus segera diselesaikan ini juga tidak boleh kemudian menghambat rencana besar kita untuk mengembangkan konektivitas berikutnya, tadi Jakarta sampai dengan Surabaya,” ujar AHY dari Istana Kepresidenan, Jakarta (22/10/2025).
Baca juga:Bupati Cup Catur 2025, Panitia Berikan Panduan Perjalanan bagi Peserta dari Luar Lumajang
AHY menjelaskan bahwa pemerintah tengah merumuskan beberapa opsi restrukturisasi keuangan proyek KCIC yang saat ini masih dalam pembahasan bersama PT KAI, Kementerian Perhubungan, BPI Danantara, serta pemangku kepentingan lainnya. Namun demikian, ia mengakui bahwa belum ada keputusan final yang bisa disampaikan ke publik.
“Kami masih menunggu arahan dari Presiden Prabowo Subianto sambil terus mengembangkan berbagai opsi yang paling baik dan berkelanjutan,” tambahnya.
Sementara itu, pemerintah China melalui Kementerian Luar Negeri mencoba meredam kekhawatiran yang muncul di Indonesia terkait beban utang dan keberlanjutan proyek. Juru bicara Kemenlu China, Guo Jiakun, menegaskan bahwa proyek Whoosh telah membawa manfaat besar bagi rakyat Indonesia.
“Sejak dioperasikan, jalur kereta cepat Jakarta-Bandung telah melayani lebih dari 11,71 juta penumpang dan menciptakan banyak lapangan kerja,” kata Guo dalam pernyataan resminya, Rabu (22/10/2025).
Tinggalkan Balasan