Rp19 Miliar Sudah Digelontorkan, Tapi Mobil Masih Terjebak Lumpur - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Kisah Rachel Frederickson: Perjalanan Inspiratif dan Kontroversi dari The Biggest Loser Severe Thunderstorm Warning: Arti, Dampak, dan Cara Menghadapinya HP 2 Jutaan Terbaik 2025, Spesifikasi & Keunggulannya Makan Mie 3 Kali Seminggu: Bahaya, Dampak, dan Tips Menguranginya Cuaca Lumajang Hari Ini dan Besok

Daerah · 18 Agu 2025 11:47 WIB ·

Rp19 Miliar Sudah Digelontorkan, Tapi Mobil Masih Terjebak Lumpur


 Rp19 Miliar Sudah Digelontorkan, Tapi Mobil Masih Terjebak Lumpur Perbesar

Jember, – Anggaran besar bukan jaminan hasil yang besar. Fakta itu tergambar jelas dari insiden terjebaknya sejumlah mobil dinas rombongan Bupati Jember Muhammad Fawait dalam lumpur tanjakan Jalan Bandealit, Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Sabtu malam (16/8/2025).

Dengan dana pengaspalan sebesar Rp19,4 miliar yang diambil dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBD 2024, harapan warga sederhana: jalan menuju kawasan Pantai Bandealit dan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) bisa dilalui dengan aman dan nyaman. Namun nyatanya, sebagian mobil justru gagal menanjak dan harus ditarik manual karena kondisi tanah yang gembur dan licin.

Baca juga: Penerbangan Perdana Jakarta–Jember Gunakan ATR 72-500, Langsung Tanpa Transit

“Kalau anggaran sudah sebesar itu, harusnya tidak ada lagi kendaraan yang terjebak. Ini bukti bahwa pengerjaan belum tuntas atau tidak optimal,” ujar David Handoko Seto, anggota Komisi C DPRD Jember yang ikut dalam rombongan.

David Seto menambahkan pengaspalan 4 kilometer sisanya harus segera diselesaikan pada tahun anggaran berikutnya, jika Jember ingin serius dalam pengembangan pariwisata dan pemerataan pembangunan.

Baca juga: Polres Jember Ungkap 19 Kasus Narkoba dalam Sebulan, 27 Tersangka Diamankan

“Kejadian ini seharusnya direspons cepat oleh Pemkab Jember untuk segera melanjutkan pengaspalan. Kalau terus dibiarkan, mobil warga yang ada di bawah juga akan kesulitan melintas di tanjakan tersebut,” tegasnya.

Untuk diketahui, jalur tersebut merupakan sisa 4 kilometer dari total 12 kilometer jalan utama menuju kawasan wisata Bandealit. Dari total panjang tersebut, baru 8 kilometer yang diaspal pada 2024 dengan dana miliaran rupiah. Sayangnya, bagian yang tersisa justru melintasi medan paling berat, dekat kawasan hutan dan pabrik PT Bandealit.

Jalur ini tidak hanya penting bagi wisatawan dan rombongan pejabat, tetapi merupakan akses vital bagi warga sekitar untuk bekerja, bersekolah, hingga membawa hasil pertanian ke kota. Ketika jalan belum sepenuhnya layak, masyarakat kembali harus menghadapi tantangan sehari-hari yang sama: lumpur, bahaya kecelakaan, dan keterpencilan.

“Bayangkan kalau ambulans harus lewat jalan ini saat darurat. Padahal jalan ini juga satu-satunya akses utama keluar-masuk desa,” kata Siti Aminah, warga Desa Andongrejo.

Kondisi ini menjadi pukulan bagi wacana besar Pemkab Jember yang tengah menggalakkan pariwisata dan pembangunan berbasis kawasan. Pembangunan tidak bisa hanya simbolik atau sektoral. Jalan menuju destinasi harus dibangun seutuhnya bukan separuh, bukan hanya bagian yang dekat kota.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Setelah Peresmian Listrik, Warga Tunggu ‘Peresmian’ Aspal Jalan

18 Agustus 2025 - 11:34 WIB

Infrastruktur Gagal, Mobil Bupati Pun Tak Mampu Menanjak

18 Agustus 2025 - 11:25 WIB

Kolaborasi Mahasiswa dan Desa Tukum Hadirkan Srawung Laisa, Warisan Sosial Baru dari KKN 92

18 Agustus 2025 - 10:06 WIB

Wisata Sumber Merutu Diangkat: Dari Pemandian Selir Arya Wiraraja ke Destinasi Sejarah Lokal

17 Agustus 2025 - 16:48 WIB

Cuaca Lumajang Hari Ini dan Besok

16 Agustus 2025 - 07:45 WIB

cuaca lumajang hari ini dan besok

Mulai 2026, Warga Kota Malang dengan PBB di Bawah Rp30 Ribu Dibebaskan Bayar Pajak

15 Agustus 2025 - 18:23 WIB

Trending di Daerah