Lumajang, – Kabupaten Lumajang kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan melibatkan pesantren sebagai pusat pendidikan sekaligus agen perubahan.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lumajang menggelar pelatihan Eco Pesantren di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Bahrusysyifa.
Program ini dirancang untuk membekali para santri dengan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, seperti pengelolaan sampah, pembuatan pupuk organik, dan penghijauan.
Tradisionalnya, pesantren dikenal sebagai lembaga pendidikan yang menanamkan nilai-nilai moral dan agama. Namun, perkembangan zaman menuntut pesantren untuk berperan lebih luas, termasuk dalam menjaga lingkungan hidup.
DLH Lumajang melihat potensi besar pesantren sebagai institusi yang dapat mengintegrasikan nilai-nilai keimanan dengan kesadaran ekologis.
“Santri adalah agen perubahan yang sangat strategis. Bila kesadaran lingkungan ditanamkan sejak usia dini, maka nilai tersebut akan tertanam kuat dan menyebar ke masyarakat luas, menjadikan pelestarian lingkungan sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari,” kata Kepala Bidang Pemeliharaan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Lumajang, Gunawan Eko, Selasa (1/7/25).
Dalam pelatihan Eco Pesantren di PPTQ Bahrusysyifa, para santri tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga praktik langsung.
Mereka diajarkan cara memilah sampah organik dan anorganik, mengolah limbah dapur menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan, serta mengubah sampah plastik menjadi ecobrick dan produk kerajinan daur ulang yang bernilai ekonomis.
Selain pengelolaan sampah, kegiatan penghijauan juga menjadi fokus utama. Para santri menanam berbagai tanaman produktif di lingkungan pondok, seperti sayuran dan tanaman obat, yang tidak hanya memperindah lingkungan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan kesehatan.
Program Eco Pesantren bukan sekadar soal kebersihan fisik, melainkan juga pembentukan karakter hidup sehat, mandiri, dan berkelanjutan.
“Kami ingin santri tidak hanya paham tentang lingkungan, tetapi juga mampu menerapkan dan mengajarkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Gunawan.
DLH Lumajang berkomitmen untuk terus mendampingi dan memberikan pendampingan teknis kepada pesantren-pesantren yang ingin mengadopsi program serupa. Hal ini diharapkan dapat memperluas jaringan pelestarian lingkungan berbasis pendidikan keagamaan di seluruh wilayah Lumajang.
PPTQ Bahrusysyifa menyambut baik inisiatif DLH ini. Para santri menunjukkan antusiasme tinggi selama pelatihan, menandakan bahwa program ini tidak hanya relevan, tetapi juga menarik dan mudah diterapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
“Kami sangat mendukung program ini karena sejalan dengan misi pesantren kami untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara spiritual, tetapi juga peduli terhadap lingkungan. Ini adalah bentuk nyata pengamalan ajaran agama dalam menjaga ciptaan Allah,” jelas Ketua pengurus pondok, Ustadz Ahmad Fauzi.
Tinggalkan Balasan