Senduro Ditetapkan Jadi Desa Budaya, Jolen Jadi Identitas Tahunan - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
100 Becak Listrik Hadiah Presiden: Napas Baru untuk Pengayuh Becak Lumajang yang Mulai Sepuh Transformasi Digital Tak Cukup dengan Infrastruktur: “Kuncinya Ada pada Pemanfaatan yang Efektif” Atlet Disabilitas Lumajang Bikin Sejarah: Sabet 3 Emas dan 1 Perak di Keparprov Jatim 2025 Cuaca Ekstrem Masih Mengancam, Pemerintah Perkuat Mitigasi Berbasis Informasi Resmi di Kawasan Lahar Semeru Evaluasi Komprehensif Disiapkan untuk Menangani Dampak Lahar Semeru

Daerah · 27 Jun 2025 17:51 WIB ·

Senduro Ditetapkan Jadi Desa Budaya, Jolen Jadi Identitas Tahunan


 Senduro Ditetapkan Jadi Desa Budaya, Jolen Jadi Identitas Tahunan Perbesar

Lumajang, – Pelestarian tradisi Jolen yang digelar setiap peringatan Satu Suro menjadi penanda kuat bahwa Desa Senduro layak menyandang predikat sebagai Desa Budaya di Kabupaten Lumajang.

Melalui kegiatan yang sarat nilai adat, spiritual, dan sosial ini, warga berkomitmen menjaga warisan leluhur sebagai bagian dari jati diri kolektif.

Ritual Jolen bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi telah menjadi identitas tahunan yang menegaskan karakter budaya masyarakat Sendoro.

Tradisi ini menyatukan semua lapisan warga, mulai dari anak-anak hingga tokoh adat, dari tingkat RT hingga lembaga desa, dalam satu semangat pelestarian budaya.

“Sendoro bukan hanya tempat tinggal, tapi pusat kebudayaan yang hidup. Tradisi Jolen membuktikan bahwa budaya masih kuat menjadi penyangga kehidupan sosial masyarakat,” kata Kepala Desa Senduro, Farid Rohman H, Jumat (27/6/25).

Rangkaian Jolen diawali dengan anjangsana ke sesepuh desa dan patilasan, dilanjutkan dengan bedah kerawang desa dan barian atau doa bersama di lima dusun, Desa Senduro.

“Puncaknya, sebanyak 43 gunungan, termasuk gunungan ingkung dan polo pendem, disiapkan oleh masyarakat sebagai simbol syukur atas berkah bumi Sinduro,” katanya.

Dengan filosofi amukti bumi senduro, Jolen menjadi wujud nyata rasa syukur atas hasil bumi, kesehatan, dan rezeki yang diperoleh masyarakat.

Lebih dari itu, kata dia, tradisi ini menjadi medium untuk mempererat kerukunan antarumat beragama dan menjaga kohesi sosial antarwarga.

“Desa Sendoro memiliki tanggung jawab budaya, tidak hanya untuk desa ini sendiri, tetapi juga untuk wilayah adat Tengger dan Kabupaten Lumajang secara keseluruhan,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Perkuat Peran Ormas: Pemuda Pancasila Berikan Bantuan Sembako ke Warga Sumberwuluh dan Jugosari

9 Desember 2025 - 16:53 WIB

100 Becak Listrik Hadiah Presiden: Napas Baru untuk Pengayuh Becak Lumajang yang Mulai Sepuh

9 Desember 2025 - 09:45 WIB

Taklukkan Dunia! Tim Arum Jeram Lumajang Boyong 3 Emas dan 1 Perak di Kejuaraan Internasional

9 Desember 2025 - 09:43 WIB

Transformasi Digital Tak Cukup dengan Infrastruktur: “Kuncinya Ada pada Pemanfaatan yang Efektif”

9 Desember 2025 - 09:41 WIB

Atlet Disabilitas Lumajang Bikin Sejarah: Sabet 3 Emas dan 1 Perak di Keparprov Jatim 2025

9 Desember 2025 - 09:38 WIB

Cuaca Ekstrem Masih Mengancam, Pemerintah Perkuat Mitigasi Berbasis Informasi Resmi di Kawasan Lahar Semeru

9 Desember 2025 - 09:35 WIB

Trending di Daerah