Lumajang, – Di kaki Gunung Semeru yang megah, di antara kabut pagi dan sejuknya udara pegunungan, kini bermekaran ribuan bunga yang merekah indah di Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo.
Taman itu diberi nama Taman Bunga Puspa Adi Warna, sebuah destinasi baru yang menyatukan keindahan alam dan semangat masyarakat untuk membangun Lumajang dari potensi desa.
Peresmian taman ini oleh Bupati Lumajang, Indah Amperawati bersama Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma, menjadi penanda babak baru bagi sektor pariwisata di wilayah selatan Lumajang.
Tak sekadar ruang rekreasi, taman ini tumbuh dari mimpi kolektif warga untuk menghadirkan wisata berbasis alam yang membawa kesejahteraan tanpa merusak lingkungan.
Nama Puspa Adi Warna berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti bunga dengan warna yang menawan. Filosofi ini mencerminkan karakter masyarakat Pronojiwo yang beragam namun hidup harmonis di tengah alam yang subur dan menantang.
Seperti bunga-bunga yang mekar berdampingan meski berbeda warna, warga Desa Sumberurip juga bersatu dalam semangat gotong royong untuk mengubah lahan biasa menjadi taman wisata yang luar biasa.
Baca juga:Dari Air Terjun Megah ke Lintasan Lahar, Sensasi Ekstrem di Tumpak Sewu dan Lavatour Pronojiwo
Setiap bunga yang tumbuh di taman ini memiliki kisah tersendiri. Ada bunga matahari yang berdiri tegak menyambut mentari pagi, mawar yang harum di senja hari, hingga beragam bunga hias yang menghiasi setiap sudut taman.
Di beberapa titik, gazebo bambu dibangun agar pengunjung dapat bersantai sambil menyeruput kopi robusta khas Pronojiwo, menatap Semeru yang menjulang anggun di kejauhan.
Taman Bunga Puspa Adi Warna bukan hasil proyek besar pemerintah, melainkan buah kerja bersama antara pemerintah daerah dan warga setempat.
Baca juga:Taman Bunga Puspa Adi Warna: Warna Baru dari Lereng Semeru Lumajang
Dari perencanaan hingga penanaman, hampir semua proses melibatkan masyarakat Desa Sumberurip. Lahan yang dulunya hanya hamparan biasa kini disulap menjadi taman bunga yang memesona.
“Taman Bunga ini bukan hanya cantik, tapi juga simbol semangat warga Pronojiwo. Mereka mampu mengubah potensi alam menjadi daya tarik wisata yang membanggakan,” kata Indah, Jumat (24/10/2025).
Menurutnya, pengembangan wisata berbasis komunitas seperti ini penting untuk memperkuat ekonomi masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Pemerintah daerah akan terus memberikan pendampingan agar taman ini dapat berkembang secara berkelanjutan, baik dari sisi promosi maupun infrastruktur pendukung.
Daya tarik utama taman ini terletak pada paduan warna bunga dengan lanskap alam Semeru. Dari pagi hingga sore, taman menawarkan pemandangan yang selalu berbeda kabut tipis yang turun pelan di pagi hari, cahaya mentari yang menembus di antara kelopak bunga siang hari, hingga semburat jingga senja yang menutup hari dengan hangat.
Baca juga:Air Terjun Tumpak Sewu Jadi Magnet, Ekonomi Warga Pronojiwo Terdongkrak
Selain menjadi lokasi favorit untuk berfoto, taman ini juga sering dijadikan tempat berkumpul keluarga, pelajar, dan komunitas pecinta alam. Banyak pengunjung datang tidak hanya untuk menikmati keindahan, tetapi juga untuk merasakan ketenangan yang jarang ditemukan di tengah hiruk-pikuk kota.
Dengan latar megah Semeru, taman ini diharapkan menjadi salah satu ikon wisata baru di Lumajang selatan. Pemerintah daerah berencana mempromosikan kawasan Pronojiwo sebagai destinasi unggulan dengan konsep Alam, Budaya, dan Kemandirian.
“Pronojiwo punya potensi besar. Hampir setiap desanya memiliki kekhasan wisata tersendiri. Tinggal bagaimana kita rawat, promosikan, dan jaga keberlanjutannya,” katanya.
Wakil Bupati Lumajang Yudha Adji Kusuma menegaskan inisiatif warga dalam membangun taman ini merupakan bentuk nyata dari pembangunan berbasis komunitas yang berkelanjutan.
“Inisiatif warga seperti ini harus terus didorong. Ketika desa bisa mengelola potensinya sendiri, maka pembangunan akan berjalan dari bawah dengan semangat kemandirian,” tegasnya.
Kini, Taman Bunga Puspa Adi Warna tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga simbol kebangkitan ekonomi hijau di Lumajang. “Keindahannya menarik wisatawan, sementara manfaat ekonominya kembali kepada masyarakat setempat, mulai dari penjual makanan lokal, petani bunga, hingga pelaku UMKM yang memasarkan produk khas Pronojiwo,” jelasnya.
Tinggalkan Balasan