Sidoarjo, – Suasana khusyuk salat ashar berjamaah di Pondok Pesantren Putra Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, mendadak berubah menjadi kepanikan dan jeritan.
Pada Senin sore, 29 September 2025, sekitar pukul 15.00 WIB, atap lantai tiga bangunan asrama yang tengah direnovasi tiba-tiba ambruk dan menimpa ratusan santri yang sedang salat di lantai dua yang difungsikan sebagai musala.
Menurut pengasuh pesantren, KH Abdul Salam Mujib, bangunan yang runtuh masih dalam tahap renovasi, dan pengecoran atap lantai tiga bahkan baru selesai dilakukan pada siang hari itu.
Baca juga: ASN Lumajang Harus Pahami Visi Kepala Daerah
“Setahu saya, pengecoran terakhir dilakukan tadi pagi sampai siang hari,” ungkap Mujib saat memberikan keterangan kepada awak media, Selasa (30/9/25).
Akibat peristiwa tragis ini, satu orang santri dinyatakan meninggal dunia, sementara 84 santri lainnya mengalami luka-luka, mulai dari luka ringan hingga berat.
Sebagian besar korban segera dilarikan ke tiga rumah sakit terdekat, yakni RS Siti Hajar, RSUD Notopuro, dan RS Delta Surya Sidoarjo.
Hingga Selasa pagi, proses evakuasi masih berlangsung. Sejumlah santri sempat terjebak di balik reruntuhan, dan petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan terus melakukan upaya penyelamatan.
Baca juga:Surabaya Menuju Satu Data, Pemutakhiran DTSEN Dimulai 1 Oktober
BPBD Sidoarjo telah mendirikan posko darurat di lokasi kejadian untuk membantu pendataan korban serta memberi layanan kepada keluarga santri yang datang.
Sedangkan, pihak kepolisian masih belum memastikan penyebab pasti ambruknya bangunan tersebut. Namun, Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Jules Abraham Abast, menyatakan tim investigasi akan diterjunkan untuk melakukan penyelidikan menyeluruh di lokasi kejadian.
“Kami akan mengumpulkan keterangan dari berbagai pihak dan menyelidiki apakah ada pelanggaran prosedur dalam proses renovasi bangunan ini,” ujarnya.
Tinggalkan Balasan