Laut Probolinggo Dikuasai Ubur-ubur, Fenomena apakah ini ? - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Ekonomi · 16 Mei 2025 12:37 WIB ·

Laut Probolinggo Dikuasai Ubur-ubur, Fenomena apakah ini ?


 Laut Probolinggo Dikuasai Ubur-ubur, Fenomena apakah ini ? Perbesar

Probolinggo – Fenomena tahunan kembali terjadi di pesisir Pelabuhan Mayangan dan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo, Jawa Timur. Jutaan ubur-ubur memenuhi permukaan laut selama lima hari berturut-turut, menarik perhatian masyarakat dan memengaruhi aktivitas warga sekitar.

Dipicu Suhu Hangat Laut dan Curah Hujan Tinggi

Kemunculan ubur-ubur yang dominan berwarna putih, disusul biru dan kecoklatan, terjadi sejak malam hujan deras mengguyur kawasan utara Probolinggo. Suhu laut yang menghangat dari pagi hingga sore memicu kenyamanan ekosistem bagi koloni ubur-ubur untuk naik ke permukaan.

Menurut keterangan warga pesisir, kemunculan ubur-ubur ini merupakan kejadian tahunan yang kerap terjadi pasca hujan lebat dan tidak dianggap aneh, meskipun menimbulkan dampak pada aktivitas manusia.

Dampak pada Nelayan dan Wisatawan

Rosi, salah satu pemancing lokal, mengaku kesulitan mendapatkan ikan saat ubur-ubur bermunculan. “Biasanya jam segini sudah dapat ikan. Karena ada ubur-ubur, jadi belum dapat,” ujarnya.

Sementara itu, Siti Nurbaya, warga dari Kecamatan Paiton, mengurungkan niatnya untuk berenang bersama keluarga. “Karena banyak ubur-ubur akhirnya nggak jadi. Takut gatal,” jelasnya.

Namun, tidak semua warga bersikap sama. Nanik Ismiati, warga lokal pesisir, menganggap fenomena ini sebagai hal biasa dan bahkan bagian dari terapi kesehatan. “Kami percaya mandi di laut itu menyehatkan,” ucapnya.

Aman, Tapi Tetap Waspada

Meski sebagian besar ubur-ubur yang muncul tidak berbahaya, beberapa jenis dengan bintik hitam bisa menimbulkan rasa gatal hingga iritasi, terutama bagi yang memiliki kulit sensitif.

Izam Rahardian, salah satu pengunjung muda, menilai keberadaan ubur-ubur justru membuat pengalaman berenang lebih menarik. “Tadi saya pegang, tidak gatal, hanya kenyal saja,” ujarnya santai.

Imbauan dari Petugas

Petugas pelabuhan dan pengelola wisata mengimbau masyarakat untuk tidak berenang di area yang padat ubur-ubur, dan menghindari kontak langsung dengan hewan laut ini. Meskipun sebagian besar aman, tetap diperlukan kehati-hatian untuk mencegah reaksi alergi atau infeksi.

Fenomena ini sekaligus menjadi pengingat betapa alam laut terus bergerak dinamis dan bagaimana masyarakat di pesisir menyesuaikan diri dengan fenomena-fenomena tahunan yang terjadi.

Artikel ini telah dibaca 24 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kadin Lumajang Genjot Transformasi Digital Demi Ciptakan Desa Berdaya Saing di Tengah Persaingan Global

16 November 2025 - 16:54 WIB

Jika Disetujui, UMK Lumajang 2026 Berpotensi Tembus Rp 2,6 Juta

16 November 2025 - 11:03 WIB

Menjelang Tahun Baru, Buper Glagaharum Lumajang Jadi Primadona Wisata Camping di Kaki Semeru

13 November 2025 - 00:21 WIB

Pemberdayaan Ekonomi Lokal Melalui Festival UMKM dan Pesona Budaya 2025

8 November 2025 - 20:38 WIB

Taman Bunga Puspa Adi Warna, Pesona Pronojiwo di Kaki Semeru

24 Oktober 2025 - 18:23 WIB

Pengelola Lokal Tunjukkan Kualitas, Wisatawan Jepang Siap Kunjungi Tumpak Sewu

17 Oktober 2025 - 13:18 WIB

Trending di Pariwisata