Ujung sebagai Simbol Tolak Bala, Ujub sebagai Doa Leluhur di Desa Kandangan - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Cuaca Ekstrem Ancam Jawa Tengah & Jawa Timur, Waspada Hujan Lebat 15–18 September 2025 Pundungsari Park Hadirkan Wahana Baru, Liburan Keluarga Kini Lebih Seru dan Terjangkau Program MBG Lumajang: Dari Pasrujambe, Suapan Bergizi Lahirkan Harapan Generasi Emas Pemkab Lumajang Segarkan Motor Dinas Desa, Layanan Publik Lebih Cepat Cold Storage Perkuat Rantai Pasok Pisang Lumajang ke Pasar Modern

Daerah · 28 Jul 2025 18:15 WIB ·

Ujung sebagai Simbol Tolak Bala, Ujub sebagai Doa Leluhur di Desa Kandangan


 Ujung sebagai Simbol Tolak Bala, Ujub sebagai Doa Leluhur di Desa Kandangan Perbesar

Lumajang, – Tradisi tahunan Sedekah Desa di Desa Kandangan, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, tak sekadar menjadi ajang kebudayaan.

Bagi masyarakat setempat, rangkaian ritual ini adalah bentuk ikhtiar spiritual untuk menjaga keselamatan desa dan menolak segala bentuk bala.

Dua tradisi yang paling menonjol dalam prosesi ini adalah Ujub dan Ujung. Keduanya menjadi simbol kuat dari kepercayaan lokal yang masih dipegang teguh oleh warga hingga kini.

Kepala Desa Kandangan, Jumanang, menjelaskan bahwa seluruh rangkaian Sedekah Desa terdiri dari lima unsur wajib, ujub, romo dukun, ujung, remok, dan Dleweran. Di antara kelima unsur tersebut, ujub dan ujung memiliki fungsi penting sebagai pelindung spiritual desa.

Baca juga: Dari Lokal ke Global, Tradisi Jolen Jadi Magnet Budaya di Lereng Semeru

“Itu memang adatnya seperti itu. Kalau tidak ada ujung, nanti kadang-kadang ada yang kesurupan,” ujar Jumanang saat ditemui, Senin (28/7/25).

Sedangkan, tradisi ujung adalah pertunjukan adu kekuatan secara simbolik menggunakan senjata tradisional, biasanya berupa tongkat atau kayu. Ritual ini dianggap sebagai bentuk penolak bala sebuah cara menjaga desa dari mara bahaya, baik yang kasat mata maupun gaib.

Dalam pelaksanaannya, para lelaki dewasa saling beradu tenaga secara bergantian, bukan untuk melukai, melainkan sebagai simbol keberanian dan penjagaan terhadap desa.

Baca juga: Meriah! Warga Kandangan Berebut Isi Jolen dalam Tradisi Sedekah Bumi

Sementara itu, ujub merupakan ritual pembacaan doa atau niat syukur yang dipanjatkan kepada Tuhan dan para leluhur desa. Dipimpin oleh dukun atau tokoh adat, ujub menjadi pembuka seluruh rangkaian Sedekah Desa.

Di dalamnya terkandung harapan keselamatan, kesuburan, serta perlindungan dari gangguan gaib.

Baca juga: Jolen Satu Suro, Simbol Sakralitas dan Keberkahan Bumi Senduro

“Biar katanya orang Jawa itu sekirwala selamat lah, intinya. Tradisi ini juga dimaknai sebagai bentuk penghormatan terhadap para leluhur, termasuk nenek moyang yang disebut nenek musyahidat,” tambah Jumanang.

Setiap tahun, tradisi ini dihadiri tidak hanya oleh warga Desa Kandangan, tetapi juga oleh masyarakat dari luar desa. Mereka datang untuk menyaksikan langsung jalannya ritual sakral yang berlangsung khidmat dan penuh makna.

“Bukan hanya warga sini saja yang datang, warga dari luar desa ini juga datang untuk menyaksikan serta ikut serta dalam pertunjukan ini,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Diresmikan Bupati, Dapur MBG Pertama di Jember Kini Diterpa Isu Makanan Basi

26 September 2025 - 15:50 WIB

Tertidur Saat Gempa, Nenek 91 Tahun Tertimpa Reruntuhan Rumah Sendirian

26 September 2025 - 15:36 WIB

Sebanyak 20 Dapur Lansia di Lumajang, Bupati Lumajang: Jangan Sampai Ada Lansia Yang Kelaparan

26 September 2025 - 13:49 WIB

Kerupuk dari Lorong Semeru, UMKM Desa Ini Tembus Kota-Kota Besar Berkat PKH

25 September 2025 - 14:01 WIB

Judi Online Menggerogoti Kaum Rentan, Penerima PKH di Lumajang Masuk Radar PPATK

25 September 2025 - 13:25 WIB

Gerindra Turun Tangan Mediasi Konflik Bupati dan Wabup Jember, Langkah Politik Disiapkan

24 September 2025 - 15:44 WIB

Trending di Daerah