Lensa Warta – Isu efisiensi anggaran kembali menjadi perbincangan di terutama setelah pengadaan sepeda motor operasional jenis Honda PCX untuk semua kepala desa di Kabupaten Lumajang yang memakan anggaran sekitar Rp7 miliar. Tanggapan mengenai ini datang dari akun TikTok @mas.agus.setiawan yang menjelaskan dengan mendalam prinsip efisiensi dalam pengelolaan keuangan daerah.
Agus Setiawan menegaskan bahwa efisiensi tidak menghindari belanja sama sekali, tetapi lebih pada mengalihkan anggaran dari kegiatan yang kurang penting ke program yang lebih berdampak jangka panjang. Ia menyoroti bahwa Pemerintah Kabupaten Lumajang di bawah kepemimpinan Bupati Indah Amperawati dan Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma telah berhasil menghemat anggaran di pembelanjaan rutin seperti konsumsi rapat, perjalanan dinas, pengadaan alat tulis kantor, dan belanja cetakan.
“Anggaran untuk makan rapat dan barang sekali alat tulis kantor atau cetakan habis digunakan tanpa memberikan manfaat berkelanjutan. lewat efisiensi pada pos-pos tersebut, Pemkab dapat mengalokasikan puluhan miliar rupiah untuk program-program ungkapnya. Ia juga menjelaskan bahwa hasil efisiensi ini telah dialokasikan untuk beberapa sektor strategis, antara lain:
– Pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan di berbagai daerah di Kabupaten Lumajang, yang menghabiskan lebih dari Rp20 miliar.
– Penguatan program kesehatan masyarakat, sebagai bagian dari investasi sumber daya manusia jangka panjang.
– Pengadaan sepeda motor operasional untuk setiap desa, guna mendukung kelancaran pelayanan pemerintahan desa.
Agus Setiawan mencatat bahwa ini sebenarnya merupakan bentuk efisiensi karena belanja yang dilakukan memberikan manfaat jangka panjang. Ia mengingatkan bahwa bantuan motor operasional untuk desa terakhir kali diberikan sekitar 15 tahun yang lalu, dan kendaraan seperti Honda PCX diperkirakan bisa digunakan lebih dari 10 tahun.
“Jika dibandingkan dengan anggaran yang hanya dialokasikan untuk konsumsi atau perjalanan dinas bersifat sementara, pengadaan kendaraan operasional jauh lebih berpengaruh. Ini adalah investasi yang produktif, bukan konsumtif,” tegasnya. Ia juga mengajak masyarakat untuk lebih memahami konteks pengelolaan anggaran publik agar tidak terjebak dalam narasi yang menyederhanakan isu efisiensi menjadi sekadar penghematan tanpa belanja.
Tinggalkan Balasan