Lumajang, Jawa Timur — Kabupaten Lumajang menghadirkan inisiatif inspiratif dalam membangun moderasi beragama. Di Kecamatan Rowokangkung, program Kawasan Literasi Beragama 99 (KALIBER 99) menggagas pendekatan unik yang menyatukan literasi keagamaan, pemberdayaan ekonomi, dan kolaborasi lintas iman.
Program ini dipelopori oleh penyuluh agama Islam, Mohammad Mas’ud, dan telah menjadi contoh nasional dalam membina harmoni keberagaman dari akar rumput.
Dari Ladang, Bukan Sekadar Mimbar
Alih-alih mengandalkan ceramah di podium, KALIBER 99 lebih memilih membangun nilai-nilai toleransi lewat praktik harian. Salah satu program unggulannya adalah GERBAS TANI (Gerakan Belanja Sayuran di Lahan Petani), yang menyatukan warga Muslim dan Katolik di Desa Kedungrejo.
Mereka menanam, merawat, hingga memasarkan hasil pertanian bersama. Aktivitas tersebut tidak hanya memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga mendorong dialog lintas iman yang alami dan harmonis.
“Kami tidak mulai dari seminar, tapi dari cangkul dan tanah. Kebersamaan lebih kuat jika lahir dari kerja dan hasil yang dibagi bersama,” tegas Mas’ud, finalis Penyuluh Agama Award 2025.
Pembinaan Toleransi Sejak Usia Dini
Tidak berhenti di sektor pertanian, KALIBER 99 juga aktif membina generasi muda lintas agama. Kegiatan seperti pelatihan film pendek bertema toleransi, diskusi literasi keagamaan moderat, dan kerja bakti bersama telah berhasil menciptakan ruang edukatif yang inklusif.
Melalui pendekatan ini, nilai toleransi tidak hanya diajarkan, tetapi ditanamkan melalui pengalaman kolektif.
Dampak Nyata dan Apresiasi Luas
Berbagai dampak signifikan telah lahir dari program ini, di antaranya:
Terbentuknya Forum Literasi Keagamaan Inklusif
Kegiatan tani lintas iman yang berkelanjutan
Peningkatan penghasilan petani lokal
Meningkatnya kesadaran dan empati sosial antarumat
Tak heran, program ini mendapat apresiasi luas dari pemerintah daerah, tokoh agama, dan berbagai elemen masyarakat. Mereka menilai KALIBER 99 sebagai model partisipatif berbasis kearifan lokal dalam memperkuat moderasi beragama.
Moderasi Beragama Tumbuh dari Akar Rumput
Dengan memperkuat inisiatif seperti GERBAS TANI, KALIBER 99 menegaskan bahwa moderasi beragama bukan wacana elit semata. Sebaliknya, ia bisa tumbuh dari kerja nyata, kolaborasi lintas keyakinan, dan semangat gotong royong masyarakat desa.
Program ini kini diakui sebagai bentuk dakwah transformatif yang menjembatani iman dan kemanusiaan.
Tinggalkan Balasan