Ujung sebagai Simbol Tolak Bala, Ujub sebagai Doa Leluhur di Desa Kandangan - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Khofifah Serahkan Santunan Rp10 Juta untuk Keluarga Korban KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali Nggak Pake Ribet! Ini Cara Membaca Pesan WhatsApp Tanpa Membuka Chat RSNU Permata Lumajang Diproyeksikan Jadi Rumah Sakit Unggulan Berbasis Nahdliyin RSNU Lumajang Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis untuk Puluhan Warga Tak Mampu Bupati Lumajang: RSNU Harus Jadi Rumah Sakit Inklusif untuk Semua Golongan

Daerah · 28 Jul 2025 18:15 WIB ·

Ujung sebagai Simbol Tolak Bala, Ujub sebagai Doa Leluhur di Desa Kandangan


 Ujung sebagai Simbol Tolak Bala, Ujub sebagai Doa Leluhur di Desa Kandangan Perbesar

Lumajang, – Tradisi tahunan Sedekah Desa di Desa Kandangan, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, tak sekadar menjadi ajang kebudayaan.

Bagi masyarakat setempat, rangkaian ritual ini adalah bentuk ikhtiar spiritual untuk menjaga keselamatan desa dan menolak segala bentuk bala.

Dua tradisi yang paling menonjol dalam prosesi ini adalah Ujub dan Ujung. Keduanya menjadi simbol kuat dari kepercayaan lokal yang masih dipegang teguh oleh warga hingga kini.

Kepala Desa Kandangan, Jumanang, menjelaskan bahwa seluruh rangkaian Sedekah Desa terdiri dari lima unsur wajib, ujub, romo dukun, ujung, remok, dan Dleweran. Di antara kelima unsur tersebut, ujub dan ujung memiliki fungsi penting sebagai pelindung spiritual desa.

Baca juga: Dari Lokal ke Global, Tradisi Jolen Jadi Magnet Budaya di Lereng Semeru

“Itu memang adatnya seperti itu. Kalau tidak ada ujung, nanti kadang-kadang ada yang kesurupan,” ujar Jumanang saat ditemui, Senin (28/7/25).

Sedangkan, tradisi ujung adalah pertunjukan adu kekuatan secara simbolik menggunakan senjata tradisional, biasanya berupa tongkat atau kayu. Ritual ini dianggap sebagai bentuk penolak bala sebuah cara menjaga desa dari mara bahaya, baik yang kasat mata maupun gaib.

Dalam pelaksanaannya, para lelaki dewasa saling beradu tenaga secara bergantian, bukan untuk melukai, melainkan sebagai simbol keberanian dan penjagaan terhadap desa.

Baca juga: Meriah! Warga Kandangan Berebut Isi Jolen dalam Tradisi Sedekah Bumi

Sementara itu, ujub merupakan ritual pembacaan doa atau niat syukur yang dipanjatkan kepada Tuhan dan para leluhur desa. Dipimpin oleh dukun atau tokoh adat, ujub menjadi pembuka seluruh rangkaian Sedekah Desa.

Di dalamnya terkandung harapan keselamatan, kesuburan, serta perlindungan dari gangguan gaib.

Baca juga: Jolen Satu Suro, Simbol Sakralitas dan Keberkahan Bumi Senduro

“Biar katanya orang Jawa itu sekirwala selamat lah, intinya. Tradisi ini juga dimaknai sebagai bentuk penghormatan terhadap para leluhur, termasuk nenek moyang yang disebut nenek musyahidat,” tambah Jumanang.

Setiap tahun, tradisi ini dihadiri tidak hanya oleh warga Desa Kandangan, tetapi juga oleh masyarakat dari luar desa. Mereka datang untuk menyaksikan langsung jalannya ritual sakral yang berlangsung khidmat dan penuh makna.

“Bukan hanya warga sini saja yang datang, warga dari luar desa ini juga datang untuk menyaksikan serta ikut serta dalam pertunjukan ini,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Legal Opinion Jadi Instrumen Pendukung Kebijakan Daerah, Pemkab Lumajang Apresiasi Kejari

4 Agustus 2025 - 09:18 WIB

Sound Horeg Terlalu Keras? Seorang Penonton Meninggal Saat Karnaval di Lumajang

4 Agustus 2025 - 08:04 WIB

sound horeg

Nonton Sound Horeg, Ibu Muda di Lumajang Meninggal Dunia

3 Agustus 2025 - 19:44 WIB

nonton sound horeg meninggal

Viral di Medsos, Dugaan Poligami Kadis DLH Malang Berujung Penonaktifan Jabatan

2 Agustus 2025 - 17:42 WIB

Terisolasi 5 Hari, Siswa SDN Jugosari 3 Lumajang Akhirnya Bisa Sekolah Meski Harus Naik Ekskavator

2 Agustus 2025 - 16:36 WIB

Literasi Petani Minim, Tapi Solusinya Belum Sistemik

2 Agustus 2025 - 11:40 WIB

Trending di Daerah