Lumajang – Demi memperkuat sektor pertanian sekaligus menjaga posisi Pisang Mas Kirana sebagai komoditas unggulan ekspor, Pemerintah Kabupaten Lumajang kini membekali petani dengan alat ukur tanah modern berbasis Standar Lokal Good Agricultural Practices (SL-GAP). Dengan adanya dukungan ini, kualitas sekaligus produktivitas pisang akan emakin meningkat, sehingga mampu bersaing di pasar global.
Baca juga: Stasiun Klakah Resmi Jadi Stasiun Lumajang
Penyerahan Alat Secara Simbolis kepada Petani Pisang Mas Kirana Lumajang
Penyerahan alat ini berlangsung pada Rabu (6/8/2025) di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Senduro. Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Lumajang Indah Amperawati (Bunda Indah) dan Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma (Mas Yudha).
Dalam acara tersebut, hadir sebanyak 50 peserta yang terdiri dari petani, penyuluh, serta perwakilan kelompok tani. Menurut Bunda Indah, alat ukur tanah ini menjadi kunci penting dalam menentukan pemupukan yang tepat.
“Dengan alat ini, petani bisa mengetahui tingkat kesuburan tanah. Hasilnya, pemupukan akan lebih tepat sasaran dan kualitas Pisang Mas Kirana tetap terjaga,” ungkapnya.
Program Nasional OCOP untuk Lumajang
Selain itu, penyerahan alat ini merupakan bagian dari program nasional One Country One Priority Product (OCOP). Program ini bertujuan memperkuat produk unggulan daerah melalui dukungan teknologi, pelatihan, dan akses pasar.
Baca juga: Pisang Agung Lumajang: Superfood Lokal Pro-Vitamin A 90 Kali Lipat Lebih Tinggi
Pisang Mas Kirana sendiri dipilih sebagai produk prioritas Lumajang karena memiliki nilai ekonomi tinggi serta menjadi sumber mata pencaharian utama bagi banyak petani. Oleh karena itu, pengembangan komoditas ini tidak hanya penting bagi pertanian, tetapi juga berdampak langsung pada perekonomian daerah.
Dorongan agar Petani Pisang Mas Kirana Lumajang Bertransformasi ke Pertanian Modern
Wakil Bupati Yudha menegaskan bahwa petani tidak bisa lagi mengandalkan metode lama. Sebaliknya, mereka harus mengadopsi teknologi dan praktik budidaya yang berkelanjutan.
“Kini saatnya petani paham teknologi, peduli pada lingkungan, dan siap bersaing di pasar global,” tegasnya.
Dengan demikian, bantuan ini tidak hanya mempermudah pekerjaan petani, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk membangun pertanian yang lebih efisien, produktif, dan ramah lingkungan.
Baca juga: Pisang Mas Kirana Lumajang: Buah Lokal yang Mendunia dan Mengangkat Nama Indonesia
Manfaat Kolektif dan Keberlanjutan
Menariknya, pemerintah daerah mendorong agar kelompok tani menggunakan alat ukur tanah secara kolektif. Langkah ini akan mempercepat adaptasi teknologi di lapangan sekaligus memastikan seluruh anggota komunitas petani merasakan manfaatnya.
“Pertanian adalah sektor strategis. Karena itu, pengelolaannya harus profesional, berorientasi pasar, dan memberi dampak ekonomi langsung bagi petani,” pungkas Bunda Indah.
Tinggalkan Balasan