Probolinggo, – Di balik kesibukan dan tanggung jawab berat sebagai penegak hukum, Brigadir Polisi Addiz Trihadma Fachullana menyimpan sisi lain kehidupannya yang tak kalah menginspirasi.
Pria berseragam yang sehari-hari bertugas di jajaran Polres Probolinggo ini bukan hanya menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi, namun juga aktif menjalani peran sebagai peracik kopi jalanan yang merangkul dan memberdayakan anak-anak muda di sekitarnya.
Dengan gerobak kopi sederhana yang ia rancang sendiri, Addiz menjelma menjadi peracik kopi sekaligus jembatan sosial yang menyatukan berbagai kalangan masyarakat. Di sela-sela tugas menjaga keamanan dan ketertiban, ia tetap menyempatkan diri menyalurkan hobinya, yakni meracik kopi.
Baca juga: Pernah Jadi Sorotan DPRD, Dana Hibah KONI Probolinggo Kini Diselidiki Kejari
“Bagi saya, kopi bukan sekadar minuman, tapi juga jembatan silaturahmi. Dari gerobak kopi keliling, saya bisa bertemu banyak orang dan mendengar cerita mereka,” kata Addiz saat ditemui di salah satu sudut Kabupaten Probolinggo, tempat ia biasa mangkal dengan gerobaknya, Senin (11/8/12).
Bukan tanpa alasan Addiz memilih kopi sebagai jalur usahanya. Minuman berkafein ini memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia, dan menjadi bagian dari budaya sehari-hari. Namun yang membuat usaha Addiz berbeda adalah tujuan sosial yang melekat di baliknya.
Alih-alih sekadar mencari penghasilan tambahan, usaha kopi ini justru lahir dari keinginannya untuk berkontribusi lebih pada masyarakat.
Baca juga: Tingginya Plasi Bawang Merah di Probolinggo Jadi Sorotan, DPRD Minta Regulasi Tegas
Ia menggandeng sejumlah pemuda di lingkungannya yang kebanyakan masih menganggur atau tidak mampu melanjutkan pendidikan untuk ikut bergabung mengelola gerobak kopi keliling.
“Saya ingin mereka punya aktivitas positif. Jangan sampai waktu muda mereka habis tanpa arah. Setidaknya, dari gerobak kopi ini mereka bisa belajar tanggung jawab, kemandirian, dan menghasilkan penghasilan sendiri,” ungkap Addiz.
Saat ini, ada dua unit gerobak kopi keliling yang ia kelola bersama para pemuda tersebut. Gerobak-gerobak ini tidak hanya menyajikan minuman kopi yang diracik dengan penuh cinta, tetapi juga menyeduh harapan bagi masa depan generasi muda di Kabupaten Probolinggo.
Meski baru merintis dalam skala kecil, Addiz tak patah semangat. Ia berencana menambah jumlah gerobak kopi agar bisa menampung lebih banyak pemuda yang membutuhkan wadah produktif.
Targetnya, usaha ini bisa menjadi inkubator kecil bagi mereka yang ingin belajar wirausaha atau sekadar bertahan secara ekonomi sebelum mendapatkan pekerjaan atau pendidikan yang lebih tinggi.
“Sambil lalu menunggu mereka untuk mendapatkan pekerjaan ataupun cita – cita yang diinginkan, saya berharap mereka bisa terus tumbuh bersama usaha ini,” tambahnya.
Ia meyakini setiap orang bisa memulai sesuatu dari apa yang mereka cintai, tak peduli sekecil apapun langkah pertama itu.
“Kalau kita tekuni dengan serius, hobi bisa jadi sumber penghasilan. Bahkan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan