Lumajang – Hidup seorang diri di rumah bambu rapuh, Ngatinah, lansia di Dusun Wonosari, Desa Penanggal, akhirnya mendapat kepastian untuk tinggal di rumah yang lebih layak.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), bersama Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma (Mas Yudha), meninjau langsung kondisi Ngatinah, Selasa (2/9/2025). Keduanya segera menginstruksikan renovasi total: perbaikan atap, dinding, kamar mandi, hingga penggantian kasur lama.
Selain perbaikan rumah, tim medis puskesmas juga memeriksa kesehatan Ngatinah yang sering merasa linu. Dengan langkah cepat ini, pemerintah memastikan kebutuhan dasar Ngatinah terpenuhi.
“Apa lagi yang ibu butuhkan? Saya ingin semua kebutuhan dasar ibu terpenuhi,” ucap Bunda Indah penuh empati.
Kunjungan itu berlangsung dalam program Sehari Ngantor di Kecamatan Terpadu (Setor Madu) di Kecamatan Candipuro. Bunda Indah menegaskan, kepedulian terhadap kelompok rentan menjadi bukti nyata bahwa negara hadir untuk rakyat kecil.
Sebelumnya, Ngatinah bertahun-tahun hidup dalam keterbatasan. Rumahnya berukuran 2,5 x 4 meter dengan dinding bambu berlubang. Ia tidur di kasur usang, mengambil air dari sungai yang jauh, dan tetap berusaha mandiri dengan bantuan tongkat kayu.
Bantuan ini bukan hanya memberi rasa aman bagi Ngatinah, tetapi juga menumbuhkan keyakinan masyarakat sekitar bahwa pemerintah benar-benar peduli pada warganya, terutama mereka yang hidup di garis paling rapuh.
“Setor Madu adalah cara kami mendekatkan pemerintah ke masyarakat. Tidak boleh ada warga Lumajang yang terabaikan, termasuk lansia yang hidup sendiri,” tegas Bunda Indah.
Kisah Ngatinah menjadi simbol penting bahwa pembangunan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga keberpihakan pada yang lemah. Dengan kepedulian itu, Lumajang meneguhkan komitmen membangun masyarakat yang inklusif dan berkeadilan sosial.
Tinggalkan Balasan