Lumajang, – Di tengah tantangan ekonomi yang makin menghimpit, sebuah kisah sederhana dari sudut Tempeh Tengah, Lumajang, berhasil menyentuh nurani banyak orang.
Seorang penjual ketan keliling, yang hidupnya bergantung pada gerobak mungil, justru rutin menyisihkan rezekinya untuk berinfak.
Nominalnya mungkin tak seberapa, hanya Rp2.000 per hari, namun makna di baliknya jauh lebih besar. Dalam beberapa minggu, jumlah yang terkumpul mencapai Rp122.000.
Uang itu kemudian diserahkan langsung kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Lumajang.
Baca juga: Lahir di Makkah, Bayi Nu’aim Akhirnya Pulang ke Lumajang
Yang lebih mengejutkan, bulan ini saja sang penjual ketan sudah dua kali datang menyetor infak. Konsistensi ini menjadi tamparan lembut bagi banyak orang yang mungkin memiliki lebih, tapi belum tentu tergerak untuk berbagi.
Saat momen penyerahan infak berlangsung, Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), hadir langsung di kantor Baznas. Menyaksikan langsung ketulusan sang penjual ketan, Bunda Indah tampak berkaca-kaca.
Baca juga: Menteri PPPA Kecam Keras Kekerasan yang Merenggut Nyawa Anak di Pasuruan
“Ini bukan soal besar kecilnya uang, tetapi tentang keikhlasan dan konsistensi dalam berbagi. Infak seperti ini tidak ternilai harganya,” ungkap Bunda Indah dengan penuh haru, Sabtu (6/9/25).
Menurutnya, ini adalah potret nyata bahwa semangat gotong royong dan kepedulian sosial masih hidup di tengah masyarakat. Bahkan, muncul dari mereka yang kehidupannya jauh dari kata berkecukupan.
“Kalau seorang penjual ketan bisa menyisihkan rezekinya secara rutin, maka tak ada alasan bagi kita yang lain untuk tidak melakukan hal yang sama,” tambahnya.
Tinggalkan Balasan