Wayang Kulit UMKM Lumajang Mendorong Ekonomi - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Daerah · 8 Sep 2025 07:17 WIB ·

Wayang Kulit Hidupkan UMKM Lumajang: Dari Panggung Budaya ke Motor Ekonomi Kreatif


 Wayang Kulit Hidupkan UMKM Lumajang: Dari Panggung Budaya ke Motor Ekonomi Kreatif Perbesar

Pagelaran Wayang Kulit “Wahyu Katentreman” di Alun-Alun Lumajang, Sabtu (6/9/2025), membuktikan bahwa warisan budaya bukan sekadar pelestarian. Pertunjukan ini mampu menjadi penggerak ekonomi rakyat, memberi napas baru bagi pelaku UMKM dan sektor ekonomi kreatif daerah. Ribuan warga yang hadir tidak hanya menikmati seni tradisi, tetapi juga berbelanja produk lokal di sekitar alun-alun.

Bunda Indah: Budaya dan Ekonomi Kreatif Harus Terintegrasi

Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), menegaskan bahwa budaya harus menjadi bagian dari strategi pembangunan daerah.

“Wayang kulit bukan hanya hiburan. Ia adalah warisan budaya dunia yang mampu menciptakan multiplier effect nyata terhadap perekonomian rakyat, khususnya UMKM,” tegasnya.

UMKM Merasakan Dampak Positif

Sejak pagi, area alun-alun dipenuhi bazar UMKM yang menampilkan kuliner khas, kerajinan tangan, hingga busana Lumajang. Antusiasme pengunjung membuat omzet para pelaku usaha lokal meningkat signifikan. Hal ini membuktikan bahwa budaya dapat menjadi pintu masuk untuk memperkuat ekonomi lokal.

Sinergi Budaya dan Pembangunan

Penyelenggaraan acara didukung oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Kementerian Kebudayaan RI, bekerja sama dengan Pemkab Lumajang dan komunitas budaya Sabdaaji. Kolaborasi ini menjadi contoh nyata bahwa sinergi antar-pihak mampu menjadikan budaya sebagai instrumen pembangunan inklusif.

Selain dampak ekonomi, lakon “Wahyu Katentreman” juga menyampaikan pesan moral penting: menjaga persatuan dan menolak segala bentuk perpecahan. Pesan ini relevan bagi Lumajang yang terus tumbuh sebagai pusat budaya dan pariwisata Jawa Timur.

Generasi Muda dan Masa Depan Budaya

Pagelaran wayang kulit juga menjadi sarana pendidikan karakter. Anak-anak dan remaja Lumajang yang terlibat langsung belajar bahwa budaya bukan hanya tontonan, tetapi juga ruang pembelajaran, pengabdian, dan peluang ekonomi di masa depan.

Budaya, Ekonomi, dan Identitas Bangsa

Pada akhirnya, Lumajang membuktikan bahwa budaya, ekonomi, dan pembangunan sosial dapat berjalan beriringan. Wayang kulit bukan sekadar bayangan di layar kelir, melainkan cahaya yang menghidupi UMKM, menggerakkan ekonomi kreatif, sekaligus menjaga jati diri bangsa.

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Temuan Hidrogen Peroksida di Lokasi Pengolahan Limbah Tambang Emas Picu Kekhawatiran Warga

17 November 2025 - 16:00 WIB

Pengelolahan Tambang Emas di Lumajang Tak Kantongi Izin

17 November 2025 - 15:55 WIB

Limbah Tambang Emas Resahkan Warga Pasirian Lumajang

17 November 2025 - 15:47 WIB

Ini 9 Pelanggaran yang Diburu dalam Operasi Zebra Semeru 2025

17 November 2025 - 15:33 WIB

Angka Kemiskinan Lumajang 2025 Turun Jadi 8,60 Persen, Terendah dalam Lima Tahun

16 November 2025 - 10:04 WIB

Geobag dan Geotek Jadi Andalan di Perbaikan Darurat Tanggul Regoyo

15 November 2025 - 13:42 WIB

Trending di Daerah