Krisis Air Bersih di Probolinggo Meluas, 14 Desa Sudah Terdampak - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Daerah · 8 Sep 2025 08:25 WIB ·

Krisis Air Bersih di Probolinggo Meluas, 14 Desa Sudah Terdampak


 Krisis Air Bersih di Probolinggo Meluas, 14 Desa Sudah Terdampak Perbesar

Probolinggo, – Krisis air bersih di Kabupaten Probolinggo terus meluas. Hingga akhir Agustus, sebanyak 14 desa di empat kecamatan mengalami kekeringan akibat musim kemarau yang berkepanjangan.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo mencatat, desa-desa yang terdampak tersebar di Kecamatan Tegalsiwalan, Banyuanyar, Tiris, dan Leces.

Total pengiriman air bersih yang telah dilakukan sejak Juni hingga Agustus mencapai 324.000 liter.

“Dari data sebelumnya, ada beberapa wilayah yang memang rutin mengalami krisis air bersih setiap musim kemarau. Kami terus memantau dan menyiagakan petugas untuk mendistribusikan air bersih,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Probolinggo, Zubaidullah, Senin (8/9/25).

Baca juga: Polrestabes Surabaya Tetapkan 33 Tersangka Ricuh Demo, 9 Ditetapkan oleh Polda

Empat desa di Kecamatan Tegalsiwalan yang telah menerima bantuan air bersih yakni Tegalsono, Bulujaran Lor, Bulujaran Kidul, dan Gunung Bekel. Sementara di Kecamatan Banyuanyar, desa terdampak meliputi Liprak Kidul, Klenang Kidul, Gunung Geni, dan Gading Kulon.

“Desa Tulupari, Rejing, dan Pesawahan di Kecamatan Tiris juga menjadi sasaran distribusi. Di Kecamatan Leces, distribusi dilakukan ke Desa Malasan Kulon, Tigasan Wetan, dan Tigasan Kulon,” ungkapnya.

Baca juga: 17 Pejabat Plt Ditunjuk, Pemkab Jember Isi Kekosongan Jabatan Strategis

Zubaidullah menjelaskan, krisis air bersih disebabkan oleh dua faktor utama, yakni kemarau yang menyebabkan sumur dan sumber air mengering. “Serta kerusakan infrastruktur pipanisasi akibat bencana seperti gempa atau kecelakaan kendaraan,” katanya.

BPBD Kabupaten Probolinggo telah memperkuat koordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan untuk mempercepat respons terhadap laporan krisis air. Begitu ada laporan masuk, tim BPBD akan turun ke lapangan untuk melakukan verifikasi sebelum penyaluran air bersih dilakukan.

“Kebutuhan air bersih ini sangat vital, mulai dari memasak, mandi, hingga mencuci. Karena itu, kami terus lakukan pemantauan wilayah yang berpotensi mengalami krisis, terutama karena saat ini masih awal musim kemarau,” jelasnya.

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Temuan Hidrogen Peroksida di Lokasi Pengolahan Limbah Tambang Emas Picu Kekhawatiran Warga

17 November 2025 - 16:00 WIB

Pengelolahan Tambang Emas di Lumajang Tak Kantongi Izin

17 November 2025 - 15:55 WIB

Limbah Tambang Emas Resahkan Warga Pasirian Lumajang

17 November 2025 - 15:47 WIB

Ini 9 Pelanggaran yang Diburu dalam Operasi Zebra Semeru 2025

17 November 2025 - 15:33 WIB

Angka Kemiskinan Lumajang 2025 Turun Jadi 8,60 Persen, Terendah dalam Lima Tahun

16 November 2025 - 10:04 WIB

Geobag dan Geotek Jadi Andalan di Perbaikan Darurat Tanggul Regoyo

15 November 2025 - 13:42 WIB

Trending di Daerah