Malang, – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang bergerak cepat menindaklanjuti temuan sembilan kasus positif campak yang tersebar di tiga kelurahan. Langkah pelacakan dan survei lapangan langsung dilakukan untuk mengidentifikasi sumber penularan serta mengecek status imunisasi para pasien.
Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif, menyebutkan bahwa sembilan pasien tersebut terdeteksi berada di wilayah Kelurahan Kota Lama, Bumiayu, dan Arjowinangun.
“Sembilan orang ini sudah dilakukan survei oleh teman-teman. Survei ini untuk mengetahui di mana komunitas anak-anak ini berada-lokasi bermain, aktivitas harian, dan sebagainya,” kata dr Husnul saat ditemui di Balai Kota Malang, Senin (16/9/25).
Baca juga: Polres Lumajang Sita Genset, Tabung Gas, dan Amplifier dari Tangan Spesialis Pencuri Sekolah
Menurut dr Husnul, pelacakan tidak hanya bertujuan memutus rantai penyebaran, tapi juga menelusuri apakah para pasien telah mendapatkan imunisasi campak sesuai jadwal.
“Imunisasi campak diberikan saat anak berusia sembilan bulan. Kami cek buku imunisasinya. Kalau kosong, berarti belum diimunisasi dan akan langsung ditindaklanjuti,” jelasnya.
Baca juga: Surabaya-Sidoarjo Bakal Terkoneksi KRL Modern, Dapat Suntikan Dana Rp 4,1 Triliun dari Jerman
Dinkes Kota Malang mencatat, sembilan kasus positif itu berasal dari total 146 laporan suspek campak yang diterima sejak Agustus hingga September 2025. Temuan ini menunjukkan pentingnya surveilans ketat dan respon cepat untuk mencegah potensi wabah.
Meski terkonfirmasi campak, seluruh pasien dilaporkan dalam kondisi ringan dan tidak memasuki fase kritis. Gejala utama yang ditemukan adalah demam ringan dan ruam kemerahan (gabaken), namun secara umum pasien tetap memiliki nafsu makan yang baik.
“Kondisinya stabil. Masa penyembuhan biasanya dua minggu dengan catatan istirahat cukup dan asupan gizi terpenuhi,” tambah Husnul.
Sebagai langkah lanjutan, Dinkes Kota Malang kini memperkuat edukasi kepada masyarakat di tiga kelurahan terdampak dan memastikan program imunisasi campak dijalankan secara menyeluruh. Upaya ini dilakukan untuk menutup celah potensi penularan di komunitas.
“Penyebaran campak itu bisa lewat percikan air liur saat batuk atau bersin, juga dari kontak langsung dengan pasien atau benda yang terkontaminasi. Karena itu, deteksi dini dan pencegahan sangat krusial,” tegas Husnul.
Tinggalkan Balasan