Diresmikan Bupati, Dapur MBG Pertama di Jember Kini Diterpa Isu Makanan Basi - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Daerah · 26 Sep 2025 15:50 WIB ·

Diresmikan Bupati, Dapur MBG Pertama di Jember Kini Diterpa Isu Makanan Basi


 Diresmikan Bupati, Dapur MBG Pertama di Jember Kini Diterpa Isu Makanan Basi Perbesar

Jember, – Program unggulan Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang menjadi simbol perhatian pemerintah terhadap gizi anak-anak di Kabupaten Jember kini tengah menjadi sorotan tajam.

Dapur MBG pertama di Jember, yang dikelola oleh Yayasan Taman Pendidikan dan Asuhan (TPA) dan telah diresmikan langsung oleh Bupati Jember Muhammad Fawait, diterpa isu serius, dugaan distribusi makanan basi kepada ratusan siswa di Kecamatan Patrang.

Kejadian itu mencuat setelah sejumlah siswa dari empat lembaga pendidikan SDN Bintoro 5, SDN Bintoro 2, SMPN 15, dan TK Dharma Wanita Bintoro 02 menolak mengonsumsi makanan MBG yang dibagikan pada Jumat (26/9/25).

Makanan yang diduga telah basi itu memicu kepanikan di kalangan guru, yang langsung mengamankan ratusan porsi dari tangan siswa demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: Tiga Kali Mangkir, Anggota DPRD Jember Terancam Dijemput Paksa oleh Kejaksaan

“Anak-anak langsung menolak makanannya. Katanya bau, dan setelah kami cek, memang ada aroma tak sedap seperti sudah basi,” ungkap Nur Fadli, guru SDN Bintoro 5.

Baca juga: Hadiah Rp50 Juta, Daftar Gratis! Bupati Cup Catur 2025 Siap Ramaikan Lumajang

Sekolah ini sendiri menerima 181 porsi MBG pada hari kejadian. Meski belum ada laporan keracunan, pihak sekolah menuntut pertanggungjawaban dari pengelola dapur MBG, mengingat distribusi makanan dilakukan atas nama program pemerintah yang sudah resmi berjalan.

Yang menjadi perhatian adalah dapur MBG milik Yayasan TPA bukanlah dapur sembarangan. Dapur ini adalah dapur pertama dan percontohan di Jember, yang dalam proses peresmiannya dihadiri langsung oleh Bupati Jember.

Setiap harinya, dapur tersebut menyuplai sekitar 3.600 porsi makanan ke 22 lembaga penerima, termasuk balita dan ibu hamil.

Namun, saat masalah muncul, penanggung jawab yayasan, Achmad Sudiyono, sempat tidak merespons panggilan maupun pesan konfirmasi dari berbagai pihak, termasuk media. Baru setelah kejadian mendapat perhatian publik, ia memberikan klarifikasi.

“Makanan tidak basi. Itu menu spaghetti yang memakai cuka, mungkin aromanya dianggap bau oleh anak-anak. Kami akan edukasi mereka agar tidak salah persepsi,” kata Sudiyono sambil memakan langsung salah satu porsi makanan sebagai bukti bahwa menurutnya makanan tersebut masih layak dikonsumsi.

Artikel ini telah dibaca 19 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Temuan Hidrogen Peroksida di Lokasi Pengolahan Limbah Tambang Emas Picu Kekhawatiran Warga

17 November 2025 - 16:00 WIB

Pengelolahan Tambang Emas di Lumajang Tak Kantongi Izin

17 November 2025 - 15:55 WIB

Limbah Tambang Emas Resahkan Warga Pasirian Lumajang

17 November 2025 - 15:47 WIB

Ini 9 Pelanggaran yang Diburu dalam Operasi Zebra Semeru 2025

17 November 2025 - 15:33 WIB

Angka Kemiskinan Lumajang 2025 Turun Jadi 8,60 Persen, Terendah dalam Lima Tahun

16 November 2025 - 10:04 WIB

Geobag dan Geotek Jadi Andalan di Perbaikan Darurat Tanggul Regoyo

15 November 2025 - 13:42 WIB

Trending di Daerah