Lumajang, – Di balik gegap gempita peringatan HUT ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI), hadir sebuah kisah sunyi namun sarat makna dari Dusun Mulyorejo, lereng Gucialit, Lumajang.
Seorang janda renta bernama Arsina (75), atau yang akrab disapa Mbok Imuk, kini menjadi simbol nyata bagaimana negara hadir bukan hanya lewat pidato dan seremoni, tapi juga lewat aksi nyata yang menyentuh langsung kehidupan rakyat kecil.
Baca juga: 2026, Pemkot Malang Gratiskan Seragam untuk Siswa SD dan SMP Swasta
Sebelum hari itu tiba, rumah Mbok Imuk berdiri dalam kondisi memprihatinkan. Dinding dari bilik rapuh, atap yang bocor, dan lantai tanah menjadi saksi perjalanan hidupnya yang keras. Namun, pada Minggu (5/10/2025), segalanya berubah.
Melalui program renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), rumah tersebut direnovasi oleh kolaborasi antara TNI, Pemerintah Kabupaten Lumajang, dan warga setempat.
Baca juga: FDA AS Blokir Ekspor Cengkeh Indonesia, Pemerintah Tegaskan Pabrik Surabaya Aman
Lebih dari itu, ia menjadi simbol kehadiran negara yang memanusiakan warganya. Bantuan senilai Rp10 juta diserahkan langsung oleh Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), sebagai bentuk nyata kepedulian pemerintah terhadap masyarakat yang hidup dalam kondisi rentan.
“Inilah bentuk kemanunggalan yang sesungguhnya. TNI bukan hanya penjaga kedaulatan, tetapi juga pelindung rakyat dalam makna yang paling manusiawi,” ungkap Bunda Indah.
Bagi Mbok Imuk, rumah barunya bukan hanya soal tembok yang lebih kokoh atau atap yang tak lagi bocor. Ini adalah bentuk pengakuan bahwa keberadaannya diakui dan diperhatikan. Dengan mata berkaca-kaca, ia mengungkapkan rasa syukurnya kepada semua pihak yang telah membantunya.
Sementara itu, Masruri, Babinsa Desa Tunjung, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari komitmen TNI untuk tetap menjadi bagian dari rakyat.
“Kami bangga bisa berbuat langsung untuk masyarakat. TNI tidak boleh terpisah dari rakyat, sebab di sanalah sumber kekuatan kami berasal,” tegasnya.
Tinggalkan Balasan