Bahaya Pascaerupsi Semeru Tak Hanya Awan Panas, Letusan Sekunder Jadi Ancaman Baru - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Wakil Bupati Lumajang: Jaga dan Kelola Tanah dengan Bijak demi Masa Depan Kepemilikan Tanah Resmi Perkuat Produktivitas dan Peluang Ekonomi Masyarakat Desa Bades Pemkab Lumajang Salurkan Dana Tunggu Hunian, Bupati Pastikan Pemulihan Penyintas Semeru Terus Dikawal Lumajang Salurkan Rp1,2 Juta BLT DBHCHT untuk Kebutuhan Pokok dan Pendidikan Anak Lumajang Toreh Prestasi: Forikan Berperan Aktif Turunkan Stunting dan Perkuat Gizi Anak

Nasional · 28 Nov 2025 08:08 WIB ·

Bahaya Pascaerupsi Semeru Tak Hanya Awan Panas, Letusan Sekunder Jadi Ancaman Baru


 Bahaya Pascaerupsi Semeru Tak Hanya Awan Panas, Letusan Sekunder Jadi Ancaman Baru Perbesar

Lumajang, – Ancaman pascaerupsi Gunung Semeru belum sepenuhnya mereda. Selain potensi awan panas yang kerap menjadi perhatian utama, fenomena letusan sekunder kini muncul sebagai risiko baru yang patut diwaspadai, terutama di kawasan aliran lahar hujan.

Fenomena yang terjadi sejak Rabu (19/11/2025) ini dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi di sekitar lereng Semeru, serta munculnya banjir lahar hujan yang membawa air dalam jumlah besar ke jalur endapan material panas.

Pertemuan antara air dan material sisa awan panas itulah yang kemudian memunculkan letusan kecil dengan asap putih pekat beraroma belerang.

Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Api Semeru, Yasa Suparman, menjelaskan bahwa letusan sekunder merupakan reaksi alamiah ketika material panas tersiram air.

“Ketika ada material panas terkena air akan terjadi sebuah letusan atau ledakan, ini yang dinamakan letusan sekunder,” ujarnya di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, Jumat (28/11/2025).

Meski tidak seberbahaya awan panas, letusan sekunder tetap memiliki risiko signifikan bagi warga. Ledakan kecil ini berpotensi melontarkan batu dan material lain yang suhunya masih tinggi.

“Berbahaya ya, karena dia temperaturnya tinggi. Takutnya ada material yang ikut terlepaskan bersamaan dengan letusan sekunder. Tentunya batu yang dilontarkan memiliki temperatur yang tinggi,” jelas Yasa.

Ia juga menegaskan kawasan yang dilalui awan panas pada erupsi sebelumnya harus tetap dianggap berbahaya. Selain suhunya masih tinggi, potensi letusan sekunder bisa terjadi kapan saja, terutama selama hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih mengguyur wilayah Semeru.

“Jadi mohon masyarakat agar tidak mendekati area-area yang kemarin dilintasi awan panas, karena temperaturnya masih tinggi,” imbaunya.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

PVMBG Ingatkan Warga: Jauhi Besuk Kobokan dan Sempadan Sungai Hingga 17 Km

8 Desember 2025 - 08:43 WIB

Posko Terintegrasi Pantau Kondisi Sungai secara Real Time untuk Antisipasi Lahar

8 Desember 2025 - 08:27 WIB

Lumajang Perkuat Sistem Mitigasi Semeru untuk Kurangi Risiko Bencana Berulang

8 Desember 2025 - 08:03 WIB

Tidak Hanya Rumah, Masjid dan Lahan Perkebunan Warga Jugosari Tertimbun Lahar Semeru

8 Desember 2025 - 07:33 WIB

Warga Sumberlangsep Pilih Bertahan di Zona Rawan, Meski Lahar Semeru Menyapu Dusun

7 Desember 2025 - 20:00 WIB

Kakek Saroh Ditandu Lewati Banjir Lahar Semeru, Lansia dan Anak Jadi Prioritas Evakuasi

7 Desember 2025 - 19:29 WIB

Trending di Nasional