Lumajang – Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menegaskan bahwa mutasi aparatur sipil negara (ASN) yang dilakukannya baru-baru ini bukan merupakan bentuk hukuman atau sanksi.
Sebaliknya, mutasi ini adalah langkah awal dalam bentuk uji coba formasi baru untuk menjawab tantangan birokrasi modern yang menuntut kecepatan, efisiensi, dan adaptasi tinggi.
“Ini mutasi pertama dan sifatnya uji coba. Saya ingin mencari formasi yang bisa diajak berlari lebih cepat. Jadi bukan hukuman, tapi strategi,” tegas Bupati Indah dalam keterangannya, Kamis (16/10/2025).
Baca juga: Jumlah Penumpang Naik 40 Persen, Stasiun Lumajang Catat Lonjakan Wisatawan Usai Rebranding
Menurutnya, tantangan yang dihadapi birokrasi saat ini semakin kompleks. ASN tidak lagi cukup hanya mengandalkan pengalaman atau masa kerja lama. Dibutuhkan mental kerja yang siap menghadapi dinamika perubahan dan tekanan target kinerja.
“Saya tidak sedang mencari siapa yang paling lama bekerja. Saya mencari siapa yang bisa mengikuti ritme kerja yang cepat dan tepat. Karena kalau masih pakai mindset lama, kita tidak akan maju,” tambahnya.
Indah bahkan menyinggung pengalaman pribadinya saat ia dipindahkan dari latar belakang akademis sebagai insinyur pertanian ke jabatan Kepala Keuangan di tahun 2003. Meski awalnya tidak memiliki dasar di bidang itu, ia memilih untuk belajar dan membuktikan kemampuan.
Baca juga: 51 Kebakaran Terjadi Selama September, Surabaya Waspada Musim Panas Ekstrem
“Saya tidak menolak. Saya tidak mau jadi pecundang. Enam bulan saya belajar sendiri, dan tahun berikutnya laporan keuangan kami sudah berbasis akuntansi. Hasilnya? Lumajang meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),” katanya.
Indah menekankan semangat untuk belajar dan beradaptasi adalah hal yang ingin ia tanamkan kepada para ASN di lingkungan Pemkab Lumajang.
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa tidak semua pejabat bisa diajak berlari dalam kecepatan yang ia harapkan. Ada yang sudah terlalu lama di zona nyaman sehingga sulit bergerak cepat.
“Yang sudah 10 tahun lebih kadang susah diajak lari dengan speed 5. Saya sudah turunkan jadi speed 3, tapi masih banyak yang belum bisa. Ini soal mental dan semangat, bukan hanya soal posisi,” jelasnya.
Mutasi ini juga belum sepenuhnya rampung. Beberapa posisi masih kosong dan akan segera dibuka melalui proses assessment terbuka untuk mencari figur-figur ASN yang siap bekerja dengan semangat baru.
“Mutasi ini saya harapkan bisa memberi efek guncangan yang positif. Agar semua bangun, sadar, dan siap berubah. Karena birokrasi tidak bisa berjalan dengan pola lama,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan