Dari Lumajang, Doa untuk Affan dan Pesan Persatuan untuk Indonesia - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Nasional · 31 Agu 2025 21:05 WIB ·

Dari Lumajang, Doa untuk Affan dan Pesan Persatuan untuk Indonesia


 Dari Lumajang, Doa untuk Affan dan Pesan Persatuan untuk Indonesia Perbesar

Lumajang, – Nama Affan Kurniawan mungkin tak tercatat dalam buku sejarah, tak terpampang di gedung-gedung pemerintahan, atau dibicarakan dalam diskusi elite.

Namun malam itu, Minggu (31/8/25), di Pendopo Arya Wiraraja Lumajang, namanya menggema dalam doa dan diam.

Ia menjadi simbol tentang rakyat kecil yang kerap menjadi korban dari konflik besar yang tak mereka mulai. Affan adalah pengemudi ojek online yang meninggal dunia secara tragis dalam demonstrasi di Jakarta.

Ia terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di tengah kericuhan aksi yang berlangsung panas. Tragedi itu menyulut kesedihan di berbagai penjuru negeri, termasuk di Lumajang, kampung halaman banyak warga yang turut bersolidaritas atas kejadian itu.

Baca juga: NasDem Nonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Imbas Pernyataan Kontroversial Soal DPR

Tahlil dan doa bersama digelar sebagai bentuk penghormatan dan solidaritas. Namun acara itu bukan sekadar bentuk duka formal. Ia menjadi ruang berkabung bersama, dan lebih dari itu, ruang kontemplasi bagi bangsa.

Sebelum doa dimulai, suara Presiden Prabowo Subianto diperdengarkan lewat pengeras suara. Dalam pernyataannya, Presiden menyampaikan belasungkawa resmi atas wafatnya Affan.

Baca juga: Dispendik Surabaya Terapkan Belajar dari Rumah 1–4 September Akibat Situasi Kota yang Mencekam

“Saya turut berduka atas wafatnya salah satu anak bangsa dalam peristiwa ini. Kita harus belajar, kita harus memperbaiki,” ujar Prabowo dalam kutipan yang dibacakan.

Pernyataan itu disambut diam panjang. Sebagian menatap lantai. Ada yang menggenggam tangan pasangannya lebih erat. Duka itu nyata. Kehilangan itu nyata.

Dibalik kesunyian itu, Bupati Lumajang, Indah Amperawati, turut hadir dan menyampaikan pidatonya. Ia tidak hanya berbicara sebagai pejabat, tapi sebagai anak daerah sebagai bagian dari rakyat yang merasa luka ini juga miliknya.

“Kita lahir, besar, dan tumbuh di lumajang ini. Kita tidak rela jika ada yang memecah-belah kita. Jangan mau diadu domba, jangan mau dirusak oleh kepentingan sesaat,” ucapnya.

Ia mengajak warga Lumajang untuk menjaga persatuan dan tidak terjebak dalam upaya provokasi atau adu domba.

“Saya yakin kita semua mencintai Kabupaten Lumajang. Saya lahir dan besar di sini. Panjenengan juga. Maka jangan biarkan daerah ini dipecah belah. Kita jaga bersama,” jelasnya.

Artikel ini telah dibaca 33 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Cegah Kepanikan Warga, Bupati Lumajang Perkuat Pengawasan SPBU Pertamina

31 Oktober 2025 - 16:24 WIB

Bupati Lumajang Sidak Dua SPBU, Pastikan Pertalite Aman dan Sesuai Standar

31 Oktober 2025 - 16:13 WIB

Pemerintah Siapkan Rp20 Triliun untuk Hapus Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan

31 Oktober 2025 - 10:50 WIB

MJO dan Gelombang Rossby Sebabkan Cuaca Ekstrem di Jawa Timur, Ini Penjelasan BMKG

30 Oktober 2025 - 12:41 WIB

Pemuda Pancasila Nyatakan Siap Dukung Pemerintahan Prabowo, Kawal Asta Cita untuk Kesejahteraan Rakyat

29 Oktober 2025 - 20:08 WIB

KA Blambangan dan Pandalungan Terlambat Akibat Genangan Air, KAI Jember Beri Kompensasi

29 Oktober 2025 - 12:31 WIB

Trending di Nasional