Desa Darungan, Sentra Beras Ketan Lumajang yang Kini Jadi Daya Tarik Wisata Budaya - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Turis Cina Cedera di Tumpak Sewu, diurut Sangkal Putung Lumajang Cuaca Ekstrem Ancam Jawa Tengah & Jawa Timur, Waspada Hujan Lebat 15–18 September 2025 Pundungsari Park Hadirkan Wahana Baru, Liburan Keluarga Kini Lebih Seru dan Terjangkau Program MBG Lumajang: Dari Pasrujambe, Suapan Bergizi Lahirkan Harapan Generasi Emas Pemkab Lumajang Segarkan Motor Dinas Desa, Layanan Publik Lebih Cepat

Daerah · 28 Sep 2025 10:36 WIB ·

Desa Darungan, Sentra Beras Ketan Lumajang yang Kini Jadi Daya Tarik Wisata Budaya


 Desa Darungan, Sentra Beras Ketan Lumajang yang Kini Jadi Daya Tarik Wisata Budaya Perbesar

Lumajang, – Desa Darungan, yang terletak di Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, semakin dikenal sebagai sentra utama penghasil beras ketan di wilayah ini.

Dengan lebih dari 80 persen penduduknya menggantungkan hidup sebagai petani padi ketan, desa ini berhasil memadukan tradisi agraris dengan upaya pengembangan wisata budaya yang unik dan menarik.

“Desa Darungan merupakan pusat penghasil beras ketan terbesar di Lumajang, di mana sekitar 80 persen warga desa menekuni budidaya padi ketan. Hal ini menjadikan desa ini sebagai lumbung ketan yang strategis sekaligus potensi ekonomi lokal yang sangat menjanjikan,” kata Wakil Bupati Lumajang Yudha Adji Kusuma, Minggu (28/9/25).

Baca juga: Salesman di Lumajang Gelapkan Rp180 Juta Uang Perusahaan

Dalam rangka memperkuat branding desa sekaligus menjaga tradisi lokal, Pemerintah Desa Darungan rutin menggelar Festival Ketan yang menjadi daya tarik wisata budaya bagi warga Lumajang dan sekitarnya.

Kepala Desa Darungan, Eko Nur Hadi, menambahkan, f<span;>stival ini menampilkan berbagai olahan ketan mulai dari lepet, rengginang, lemper, hingga onde-onde, serta mengusung tradisi selamatan desa dengan gunungan hasil bumi dan ketan yang diarak keliling kampung.

Baca juga: Baru Sembilan Bulan, Fasilitas Alun-Alun Nusantara Jember Rusak Parah, Wastafel Copot hingga Toilet Ditutup Total

“Festival ini bukan hanya untuk merayakan hasil panen, tetapi juga sebagai ajang promosi produk lokal sekaligus memperkenalkan budaya khas desa kami kepada masyarakat luas,” katanya.

Festival yang digelar setiap tahun ini menjadi wadah pemberdayaan masyarakat, khususnya para petani dan pelaku UMKM lokal yang mengolah ketan menjadi berbagai produk makanan tradisional.

“Tak hanya itu, acara ini juga kerap diisi dengan pertunjukan seni budaya seperti tari gendewa yang melibatkan pelajar setempat, menjaga agar budaya tetap hidup di tengah perkembangan zaman,” jelasnya.

Artikel ini telah dibaca 34 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tangan Terjepit Reruntuhan, Santri di Sidoarjo Diamputasi di Lokasi Musala Ambruk

30 September 2025 - 19:42 WIB

Bimtek Portal Satu Data, Membangun Sistem Informasi Andal untuk Masa Depan Lumajang

30 September 2025 - 18:23 WIB

Santri Keracunan HCL, Bupati Lumajang Minta Ponpes Lakukan Pembinaan Lebih Ketat

30 September 2025 - 15:50 WIB

Tangis Pecah di Sidoarjo, Tiga Santri Ponpes Al-Khoziny Tewas dalam Tragedi Musala Roboh

30 September 2025 - 13:59 WIB

DPR Desak Audit Nasional Bangunan Pesantren Usai Tragedi Ponpes Roboh di Sidoarjo

30 September 2025 - 13:50 WIB

Selamat dari Reruntuhan, Kisah Santri 13 Tahun Lolos Dari Musala yang Roboh

30 September 2025 - 11:22 WIB

Trending di Daerah