Lumajang, – Pemerintah Kabupaten Lumajang terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan status gizi masyarakat melalui pengoperasian dua dapur umum Bantuan Gizi (MBG) yang kini aktif di Pagowan, Kecamatan Pasrujambe, dan Melawang, Kecamatan Klakah.
Program ini menyasar 3.750 penerima manfaat, termasuk anak sekolah, ibu hamil, balita, dan ibu menyusui. Yang membedakan dapur MBG dari program sejenis adalah sistem pengelolaannya yang berbasis profesional.
Setiap dapur didukung oleh tim ahli yang terdiri dari ahli gizi, kepala dapur, dan akuntan. Kehadiran tim ini menjadi kunci utama dalam menjamin kualitas makanan, keamanan pangan, dan transparansi distribusi bantuan.
Baca juga: Target Pajak Lumajang Bisa Naik, BPRD Optimis Capai Lebih dari Rp 170 Miliar
“Program ini tidak boleh dijalankan secara asal-asalan. Harus ada standar profesional dalam pengelolaan dapur, agar makanan yang diberikan benar-benar memenuhi kebutuhan gizi dan aman dikonsumsi,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono, Selasa (9/9/25).
Selain itu, menu disusun berdasarkan rekomendasi Badan Gizi Nasional (BGN), dengan prinsip gizi seimbang, mencakup karbohidrat, protein hewani dan nabati, vitamin, serta mineral.
Baca juga: Libur Maulid, KAI Daop 9 Jember Layani 93 Ribu Penumpang
“Setiap bahan makanan yang digunakan dipastikan dalam kondisi segar dan bebas dari zat berbahaya. Proses pemasakan juga diawasi oleh kepala dapur berpengalaman, untuk memastikan standar kebersihan dan pengolahan makanan terpenuhi,” katanya.
Agus Triyono menyamoaikan, pengelolaan bahan pangan dilakukan secara proporsional dan efisien.
“Beras disimpan maksimal untuk kebutuhan satu minggu, sementara bahan pangan lainnya dibeli harian. Ini penting agar makanan tetap segar, bantuan tepat sasaran, dan tidak menimbulkan tekanan pada harga pasar lokal,” jelasnya.
Dapur MBG Lumajang diharapkan menjadi model pengelolaan bantuan pangan yang efektif, terstruktur, dan profesional. Dengan standar pengelolaan tinggi, Pemkab Lumajang memastikan setiap rupiah yang dibelanjakan membawa dampak nyata bagi kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.
“Tujuan akhirnya adalah membangun generasi yang sehat dan kuat, yang dimulai dari pemenuhan gizi sejak dini dan pengelolaan bantuan yang benar,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan