Lumajang, – Di tengah melimpahnya hasil pertanian di lereng Gunung Semeru, seorang ibu rumah tangga asal Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, berhasil mengubah potensi lokal menjadi peluang usaha bernilai tinggi.
Adalah Siska Dita Anggraini (37), yang kini mampu meraup omzet hingga Rp 7 juta per bulan dari produksi keripik salak pondoh.
Pantauan Lensawarta.com di lokasi produksinya menunjukkan sejumlah pekerja, yang merupakan tetangga Siska sendiri, sibuk mengupas salak matang, membelahnya, dan mengeluarkan bijinya sebelum masuk tahap pengolahan lebih lanjut.
Setelah dibekukan selama 24 jam, daging salak diproses dengan mesin vacuum fryer selama satu jam, kemudian dimasukkan ke mesin spinner untuk menghilangkan sisa minyak hingga menjadi keripik salak yang renyah dan siap dikemas.
Usaha ini telah dirintis Siska sejak tahun 2021, berawal dari kepekaannya melihat potensi buah salak yang sangat melimpah di Lumajang.
“Ide awal membuat keripik salak karena melihat peluang buah salak yang melimpah di Kabupaten Lumajang,” kata Siska, Selasa (2/12/2025).
Dengan proses produksi yang terukur dan higienis, Siska mampu mengolah 60 kilogram salak sekali produksi, menghasilkan keripik salak dengan rasa manis alami khas salak pondoh.
Produk ini dijual dengan harga Rp 15.000 per bungkus (50 gram), dan diminati masyarakat karena cita rasanya yang unik dan menjadi oleh-oleh khas lereng Semeru.
Pemasaran keripik salak pondoh buatan Siska pun kini tak hanya terbatas di Lumajang. Produk tersebut telah merambah berbagai kota, termasuk Yogyakarta dan Bima, menunjukkan tingginya permintaan dan kualitas produk UMKM lokal tersebut.
“Untuk pemasaran Alhamdulillah sudah sampai keluar kota seperti Yogyakarta dan kota Bima,” kata Siska.
Tinggalkan Balasan