Lumajang, – Pemerintah Kabupaten Lumajang terus memperkuat sistem mitigasi di wilayah aliran Gunung Semeru untuk mengurangi risiko bencana berulang, menyusul banjir lahar yang kembali menutup akses utama menuju Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, pada Sabtu (6/12/2025).
Material pasir, batu, dan lumpur yang menimbun jembatan penghubung menyebabkan 138 kepala keluarga terisolasi, memaksa sebagian warga mengungsi ke perbukitan.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menegaskan kondisi cuaca ekstrem dengan intensitas hujan tinggi di sekitar Semeru menjadi perhatian utama pemerintah daerah dalam menyusun langkah mitigasi lanjutan.
Menurutnya, aliran lahar yang sewaktu-waktu dapat meluap membuat upaya penguatan mitigasi harus dilakukan secara menyeluruh, baik pada infrastruktur maupun kesiapsiagaan masyarakat.
“Evaluasi ini penting agar penanganan darurat dan pemulihan dapat dilakukan secara terarah, sekaligus memastikan keamanan masyarakat dalam jangka panjang,” katanya, Senin (8/12/2025).
Sebagai bagian dari pengendalian aliran lahar, Pemkab Lumajang bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan koordinasi intensif dalam penataan ulang jalur aliran material vulkanik.
Selain itu, pemerintah juga memprioritaskan pembangunan jembatan gantung sepanjang 270 meter sebagai jalur alternatif untuk membuka akses warga. Upaya ini sekaligus menjadi bagian dari mitigasi darurat agar wilayah terisolasi dapat dijangkau dengan cepat, terutama untuk penyaluran kebutuhan pokok dan logistik.
Wakil Bupati Lumajang, Yudha Adji Kusuma, menambahkan efektivitas mitigasi tidak hanya bertumpu pada pemerintah, tetapi juga peran aktif masyarakat. Ia mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan terutama saat cuaca buruk serta mematuhi arahan petugas di lapangan.
“Mitigasi akan lebih kuat jika pemerintah dan masyarakat berjalan berdampingan,” katanya.
Tinggalkan Balasan