Lansia Sebatang Kara Lumajang Terima Renovasi Rumah - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Turis Cina Cedera di Tumpak Sewu, diurut Sangkal Putung Lumajang Cuaca Ekstrem Ancam Jawa Tengah & Jawa Timur, Waspada Hujan Lebat 15–18 September 2025 Pundungsari Park Hadirkan Wahana Baru, Liburan Keluarga Kini Lebih Seru dan Terjangkau Program MBG Lumajang: Dari Pasrujambe, Suapan Bergizi Lahirkan Harapan Generasi Emas Pemkab Lumajang Segarkan Motor Dinas Desa, Layanan Publik Lebih Cepat

Daerah · 5 Sep 2025 14:14 WIB ·

Ngatinah: Lansia Sebatang Kara di Penanggal Kini Dapat Rumah Layak dari Pemkab Lumajang


 Ngatinah: Lansia Sebatang Kara di Penanggal Kini Dapat Rumah Layak dari Pemkab Lumajang Perbesar

Lumajang – Hidup seorang diri di rumah bambu rapuh, Ngatinah, lansia di Dusun Wonosari, Desa Penanggal, akhirnya mendapat kepastian untuk tinggal di rumah yang lebih layak.

Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), bersama Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma (Mas Yudha), meninjau langsung kondisi Ngatinah, Selasa (2/9/2025). Keduanya segera menginstruksikan renovasi total: perbaikan atap, dinding, kamar mandi, hingga penggantian kasur lama.

Selain perbaikan rumah, tim medis puskesmas juga memeriksa kesehatan Ngatinah yang sering merasa linu. Dengan langkah cepat ini, pemerintah memastikan kebutuhan dasar Ngatinah terpenuhi.

“Apa lagi yang ibu butuhkan? Saya ingin semua kebutuhan dasar ibu terpenuhi,” ucap Bunda Indah penuh empati.

Kunjungan itu berlangsung dalam program Sehari Ngantor di Kecamatan Terpadu (Setor Madu) di Kecamatan Candipuro. Bunda Indah menegaskan, kepedulian terhadap kelompok rentan menjadi bukti nyata bahwa negara hadir untuk rakyat kecil.

Sebelumnya, Ngatinah bertahun-tahun hidup dalam keterbatasan. Rumahnya berukuran 2,5 x 4 meter dengan dinding bambu berlubang. Ia tidur di kasur usang, mengambil air dari sungai yang jauh, dan tetap berusaha mandiri dengan bantuan tongkat kayu.

Bantuan ini bukan hanya memberi rasa aman bagi Ngatinah, tetapi juga menumbuhkan keyakinan masyarakat sekitar bahwa pemerintah benar-benar peduli pada warganya, terutama mereka yang hidup di garis paling rapuh.

“Setor Madu adalah cara kami mendekatkan pemerintah ke masyarakat. Tidak boleh ada warga Lumajang yang terabaikan, termasuk lansia yang hidup sendiri,” tegas Bunda Indah.

Kisah Ngatinah menjadi simbol penting bahwa pembangunan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga keberpihakan pada yang lemah. Dengan kepedulian itu, Lumajang meneguhkan komitmen membangun masyarakat yang inklusif dan berkeadilan sosial.

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Eri Irawan: Pembiayaan Alternatif Bisa Selamatkan Rp59,9 Miliar Uang Daerah

1 Oktober 2025 - 07:36 WIB

Gerak Pembangunan Harus Berbasis Bukti, Bukan Asumsi – Lumajang Dorong Kualitas Data Sektoral

1 Oktober 2025 - 07:25 WIB

Antisipasi Masalah Gizi dan Keamanan, Pemkab Jember Bentuk Satgas Makan Bergizi Gratis

1 Oktober 2025 - 06:44 WIB

Tangan Terjepit Reruntuhan, Santri di Sidoarjo Diamputasi di Lokasi Musala Ambruk

30 September 2025 - 19:42 WIB

Bimtek Portal Satu Data, Membangun Sistem Informasi Andal untuk Masa Depan Lumajang

30 September 2025 - 18:23 WIB

Santri Keracunan HCL, Bupati Lumajang Minta Ponpes Lakukan Pembinaan Lebih Ketat

30 September 2025 - 15:50 WIB

Trending di Daerah