Surabaya, – Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai mencicil pengerjaan sodetan sebagai langkah teknis untuk mencegah banjir lahar dingin erupsi Gunung Semeru masuk ke permukiman warga. Upaya mitigasi ini dilakukan setelah status Semeru diturunkan dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga), yang membuka ruang lebih aman bagi pengerjaan di lapangan.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, mengatakan pembangunan sodetan merupakan aspirasi warga yang ingin aliran lahar dialihkan agar tidak mengancam rumah dan fasilitas umum. Pemprov bersama sejumlah instansi terkait telah turun langsung meninjau lokasi untuk memastikan keamanan dan kelayakan teknis pengerjaan.
“Pak Sekda waktu itu turun ke lapangan menindaklanjuti arahan Ibu Gubernur. Sebanyak 15 alat berat sebenarnya sudah siap dan pengerjaan sudah mulai dicicil,” ujar Emil di Surabaya, Senin (1/12/2025).
Ia menegaskan pengerjaan ini menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko bencana susulan di wilayah yang paling rentan.
Meski demikian, proses pembangunan sodetan berjalan secara bertahap. Hal itu disebabkan kondisi alam yang tidak sepenuhnya stabil.
Menurut Emil, erupsi kecil Gunung Semeru masih sesekali muncul sehingga para petugas harus bekerja ekstra hati-hati dengan menerapkan sistem on-off, yakni menghentikan pekerjaan saat situasi dinilai berbahaya dan melanjutkannya ketika kondisi kembali aman.
Pengerjaan sodetan ini diharapkan dapat menjadi pengendali aliran material vulkanik, terutama saat musim hujan yang meningkatkan risiko banjir lahar dingin. Dengan adanya jalur buatan tersebut, lahar dapat diarahkan ke area yang lebih aman dan tidak langsung menuju permukiman warga.
Emil menegaskan bahwa Pemprov Jatim terus berkoordinasi dengan BPBD, PVMBG, dan pihak-pihak teknis untuk memastikan pengerjaan berjalan sesuai standar keselamatan.
“Ini sedang diikhtiarkan di lapangan. Kita tidak ingin mengambil risiko berlebih, tetapi upaya perlindungan tetap harus berjalan,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan