Bait pertama menggambarkan suasana malam yang sunyi dan gelap, yang melambangkan kesepian dan keputusasaan. Penyair merenungkan kehidupan yang penuh dengan rintangan dan hambatan, yang kadang-kadang membuatnya merasa ditolak dan tidak berdaya. Penyair juga tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, yang menambah ketidakpastian dan ketakutan.
Bait kedua menasihati manusia yang sedang menghadapi ujian hidup untuk bersabar dan tetap bersyukur. Penyair mengajak manusia untuk terus berjalan dan berusaha, dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Penyair percaya bahwa hanya dengan beriman dan bertawakal, manusia dapat mengatasi segala kesulitan.
Bait ketiga menggambarkan kenyataan hidup yang penuh dengan masalah yang datang bergantian, tanpa henti. Penyair merasa lelah dan terpuruk, karena merasa tidak mendapatkan kebahagiaan yang diharapkan. Penyair menunggu-nunggu saat-saat bahagia yang mungkin tidak pernah datang.
Bait keempat menggambarkan roda kehidupan yang terus berputar, tanpa mempedulikan waktu. Penyair menyadari bahwa hidup itu berubah-ubah, sesuai dengan jalan yang telah ditakdirkan oleh Tuhan. Penyair akhirnya pasrah dan diam, tanpa bisa berbuat apa-apa.
Tinggalkan Balasan