Lumajang – Ratusan santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Lumajang berkumpul di depan Pendopo Aryawiraraja, Sabtu (18/10/2025).
Mereka hadir dengan wajah teduh dan langkah tertata. Para santri membawa pesan damai serta meneguhkan pentingnya menjaga nilai pesantren dan kearifan lokal.
Dengan pakaian serba putih dan poster bertuliskan pesan persaudaraan, para santri berjalan tertib dari Alun-Alun Timur menuju pendopo.
Sepanjang perjalanan, mereka melantunkan shalawat dan doa yang menggema di jalan kota. Aksi itu menunjukkan bahwa menyampaikan aspirasi dapat dilakukan dengan santun dan penuh kedamaian.
Pesan Cinta untuk Pesantren
Ketua PCNU Lumajang sekaligus koordinator aksi, Mohammad Darwis, menegaskan bahwa kegiatan ini lahir dari rasa cinta terhadap pesantren.
Ia menjelaskan bahwa media perlu berhati-hati dalam menyampaikan informasi agar tetap menghormati nilai agama dan budaya yang tumbuh di masyarakat.
“Kami datang untuk menyampaikan aspirasi dengan cara santun. Pesantren telah menanamkan nilai karakter, dan kami ingin masyarakat menghargainya,” ujarnya.
Darwis juga menilai pesantren berperan penting dalam membangun moral bangsa. Ia mengajak seluruh pihak menjaga marwah pesantren agar pendidikan karakter tetap kuat di tengah perubahan zaman.
Bunda Indah Apresiasi Kedewasaan Santri
Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), menemui langsung para santri dan memberikan apresiasi atas aksi damai tersebut.
Ia mengaku bangga melihat santri mampu menyampaikan aspirasi dengan cara beradab tanpa menimbulkan konflik.
“Saya bangga, karena para santri menyampaikan aspirasi dengan cara santun dan terhormat. Mereka menunjukkan bahwa pesantren menjadi pusat pendidikan moral yang mencerahkan masyarakat,” kata Bunda Indah.
Bunda Indah menilai bahwa kritik yang disampaikan dengan sopan menjadi bentuk pembelajaran sosial yang baik.
Ia menegaskan bahwa di tengah derasnya arus informasi digital, santri berperan menjaga keseimbangan moral dan mengingatkan masyarakat agar tetap menjunjung etika publik.
Doa Bersama Sebagai Penutup Aksi
Bagi para santri, aksi damai ini bukan hanya sarana menyuarakan pendapat, tetapi juga bentuk penguatan nilai-nilai moral dan spiritual di masyarakat.
Setiap langkah tertib dan doa yang mereka lantunkan mencerminkan kesadaran sosial yang tinggi dan niat tulus menjaga ketenangan publik.
Menjelang akhir kegiatan, para santri menutup aksi dengan doa bersama di halaman pendopo.
Lantunan ayat suci menciptakan suasana damai yang menenangkan hati. Para santri ingin menunjukkan bahwa aspirasi dapat tersampaikan dengan elegan tanpa meninggalkan nilai kesantunan.
Cermin Moral Bangsa dari Lumajang
Aksi damai santri Lumajang menjadi cermin bahwa pembangunan bangsa tidak hanya bergantung pada kemajuan fisik, tetapi juga pada kekuatan moral, etika, dan kepedulian sosial.
Para santri menyampaikan pesan sederhana namun kuat: menjaga martabat pesantren berarti menjaga peradaban bangsa.
Dari Lumajang, mereka mengajak seluruh masyarakat Indonesia meneladani keteduhan dan kesantunan dalam bertindak.
Santri meyakini bahwa kebaikan dan aspirasi yang disampaikan dengan damai justru memiliki kekuatan besar untuk mencerahkan publik dan mempererat solidaritas sosial.
Tinggalkan Balasan